Sabtu, 23/11/2024 15:33 WIB

Tuntutannya Tak Didengar, Iran Akumulasi 130 Ton Air Berat

Iran menekankan bahwa tindakan balas dendamnya dapat dikembalikan seperti semula begitu Eropa menemukan cara praktis untuk melindungi perdagangan bersama dari sanksi AS.

Presiden Iran, Hassan Rouhani mendengarkan kepala Organisasi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi, memeriksa pencapaian nuklir pada Hari Teknologi Nuklir Nasional Iran. (Foto: Presstv))

Teheran, Jurnas.com - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, Iran sudah mengakumulasikan kurang lebih 130 ton air berat. Ini merupakan upaya Negeri Petro Dolar mengurangi komitmenya di bawah kesepakatan nuklir 2015.

"Pada 16 November 2019, Iran memberi tahu Agensi bahwa cadangan airnya sudah melebihi 130 metrik ton," kata IAEA dalam sebuah laporan kepada negara-negara anggota yang diperoleh Reuters, Senin (18/11).

"Pada 17 November 2019, Badan memverifikasi bahwa Pabrik Produksi Air Berat (HWPP) sedang beroperasi dan stok air berat Iran adalah 131,5 metrik ton," tambahnya.

Sejak Amerika Serikat (AS) keluar dari kesepakan nuklir pada Mei tahun lalu, Iran sudah empat kali (sesuai dengan Pasal 26 dan 36 JCPOA, Red) mengurangi komitmenya di bawah pakta yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). 

Namun begitu, Iran juga menekankan bahwa tindakan balas dendamnya dapat dikembalikan seperti semula begitu Eropa menemukan cara praktis untuk melindungi perdagangan bersama dari sanksi AS.

Respons pertama, Iran meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya hingga melebihi 300 kilogram yang ditetapkan JCPOA. Kedua, Teheran mulai memperkaya uranium dengan tingkat kemurnian di luar batas JCPOA sebesar 3,76 persen.

Selanjutnya, setelah Eropa kembali gagal memenuhi tuntutan dan komitmen di bawah pakta nuklir 2015, Iran meluncurkan mesin sentrifugal untuk meningkatkan persediaan uranium. Tak hanya itu, sentrifugal 20 IR-4 dan 20 IR -6 juga diaktifikan untuk penelitian dan pengembangan.

Awal bulan ini, Iran mulai menyuntikkan gas ke sentrifugal di pabrik Fordow sebagai bagian dari langkah keempatnya mengurangi komitmenya di bawah JCPOA dan diawasi IAEA.

Reaktor air berat Arak Iran juga sudah siap dirancang ulang di bawah JCPOA yang memungkinkan negara itu menyimpan hingga 130 ton air berat saat ini dan hingga 90 ton.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi mengatakan pada 7 Oktober bahwa bagian sekunder reaktor air berat Arak akan mulai beroperasi dalam tiga minggu ke depan.

"Kami akan membuat bagian sekunder dari Fasilitas Reaktor Air Berat Arak beroperasi secepat tiga minggu ke depan; reaktor terdiri dari bagian primer dan sekunder di mana sebagian besar proses (nuklir) dilakukan di yang terakhir," kata Salehi kepada wartawan di Teheran.

Departemen Energi AS mengimpor sejumlah air berat dari Iran, tetapi Presiden Donald Trump menghentikan pembelian dan memerintahkan negara-negara lain untuk mengikutinya setelah menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.

KEYWORD :

Air Berat Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :