Ustad Abdul Somad
Jakarta, Jurnas.com - Ceramah Ustad Abdus Somad (UAS) kerap mendapat penolakan, baik di kampus maupun oleh jamaah di berbagai daerah.
Alasannya, ceramah UAS dianggap mengundang kontroversi, bahkan cenderung mengadu domba sesama umat Islam maupun antar umat beragama. Namun anehnya, UAS justru mendapatkan karpet merah di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menanggapi hal tersebut, Ustad Nizar Saputra, dai muda asal Bandung yang juga mantan Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Persis menilai ceramah seorang dai selain berbasis pada keilmuan, harus berorientasi pada perdamaian dan persatuan.
"Ini penting ditegaskan bahwa tausiyah keagamaan harus berorientasi pada kemaslahatan umat dan jangan memecah persatuan," ujar Nizar di Jakarta, Selasa (19/11).
Terkait beberapa ceramah UAS yang ditolak di beberapa kota, Ustadz Nizar menilai ada kelompok-kelompok tertentu yang mencoba memprovokasi agar umat Islam terbelah.
"Memang perlu diantisipasi ceramah yang provokatif tapi semua itu kembali pada diri umat Islam agar menjaga persatuan umat yang ada," ungkapnya.
Sebelumnya, Universitas Gadjah Mada (UGM) menolak kuliah umum yang menghadirkan penceramah Abdul Somad. Pihak UGM meminta acara yang sedianya digelar di masjid kampus itu dibatalkan. Ditolak UGM, UAS justru mendapatkan karpet merah di KPK.
Ustad Abdul Somad Komisi Pemberantasan Korupsi