Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo
Washington, Jurnas.com - Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyebut bocornya dokumen rahasia China, menjadi bukti bahwa Beijing terlibat dalam penindasan masif dan sistemik terhadap Muslim dan minoritas lainnya di Xinjiang.
Karena itu, dia mendorong agar pemimpin negara internasional memberikan perhatian khusus terhadap masalah yang melanggar hak asasi manusia (HAM) tersebut.
"Dokumen itu kumpulan bukti yang luar biasa dan terus bertambah, bahwa para pemimpin China bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat di wilayah Xinjiang," kata Pompeo dilansir dari Associated Press pada Rabu (27/11).
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Mereka merinci penahanan brutal partai (Komunis) China, dan penindasan sistematis terhadap warga Uighur dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya di Xinjiang," lanjut Menteri Luar Negeri AS tersebut.
"Kami menyerukan pemerintah China untuk segera membebaskan semua orang yang ditahan sewenang-wenang dan untuk mengakhiri kebijakan kejamnya yang telah meneror warganya sendiri di Xinjiang," tegas dia.
Komentar Pompeo datang saat hubungan AS dan China bergantung pada negosiasi yang sedang berlangsung, dalam rangka mengakhiri perang dagang.
Namun AS juga tetap vokal menyuarakan kekhawatiran tentang situasi di Hong Kong, di mana protes pro-demokrasi telah berubah menjadi kekerasan dengan bentrokan antara polisi dan demonstran.
"Ada pelanggaran hak asasi manusia yang sangat signifikan," kata Pompeo. "Itu menunjukkan bahwa (kamp) itu tidak acak. Penahanan disengaja dan sedang berlangsung."
Diketahui, dokumen rahasia pemerintah China setebal 403 halaman mengungkap tindakan keras Beijing terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya, di wilayah Xinjiang di bawah Presiden Xi Jinping.
Laporan itu mengatakan Xi menyerukan "perjuangan habis-habisan melawan terorisme, infiltrasi, dan separatisme dengan cara diktator, dan sama sekali tidak ada ampun."
Dokumen-dokumen itu juga menunjukkan bahwa ketakutan kepemimpinan China semakin meningkat oleh serangan teroris di negara-negara lain, dan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
KEYWORD :China Dokumen Rahasia Amerika Serikat