Macron dalam pertemuan G20 di Hamburg (Foto: Reuters)
Ankara, Jurnas.com - Turki menuding Presiden Prancis Emmanuel Macron mensponsori terorisme, sebagai reaksi terhadap kritik baru Macron tentang operasi Ankara di Suriah.
Turki bulan lalu melancarkan serangan terhadap pasukan pimpinan Kurdi di Suriah, di mana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menargetkan "teroris" milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dan kelompok Negara Islam.
Namun langkah itu memicu kecaman, karena Turki akan melemahkan perjuangan YPG, selama ini menjadi ujung tombak perjuangan melawan kelompok jihadis ISIS.
Macron, yang telah berulang kali mengkritik serangan Turki, mengatakan pada Kamis (28/11) kemarin bahwa Turki telah memberi sekutu-sekutunya sebuah "fakta benderang" yang membahayakan koalisi anti-ISIS.
Komentar Macron memicu reaksi tajam dari Ankara, yang menuduh Paris berusaha mendirikan negara Kurdi di Suriah.
Ciro Immobille Resmi Pindah ke Besiktas
"Bagaimanapun, dia (Macron) mensponsori organisasi teroris, dia menerimanya secara teratur di Elysee (istana kepresidenan)," tegas Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dilansir dari AFP pada Jumat (29/11).
Ankara memandang YPG sebagai cabang dari Kurdi PKK, yang telah memerangi pemberontakan di Turki selama 35 tahun terakhir, dan dimasukkan dalam daftar hitam sebagai kelompok teror oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
"Jangan sampai Macron lupa, Turki juga adalah anggota NATO. Turki berdiri bersama sekutu-sekutunya," tambahnya.
Sebelumnya, setelah pembicaraan dengan kepala NATO Jens Stoltenberg di Paris, Macron membidik Turki atas keputusan unilateralnya menyerang YPG.
"Saya menghormati kepentingan keamanan sekutu Turki kami, yang telah menderita banyak serangan di tanahnya," ujar Macron.
"Tetapi Anda tidak dapat di satu sisi mengatakan kita adalah sekutu, dan menuntut solidaritas dalam hal itu, dan di sisi lain menyajikan sekutu Anda dengan `fakta benderang` dari operasi militer yang membahayakan koalisi anti-ISIS, di mana NATO adalah anggotanya," lanjut dia.
KEYWORD :Turki Presiden Prancis Emmanuel Macron