Komplotan bertopeng membakar konsulat Iran di Najaf pada 27 November 2019 (Foto: AFP)
Teheran, Jurnas.com - Sehari setelah perusuh membakar konsulat Iran di kota Najaf di Irak, diplomat tinggi Saudi mengancam Republik Islam dengan ancaman yang "lebih buruk."
Duta Besar Saudi untuk Mesir Osama bin Ahmed Nuqali mengatakan, insiden itu adalah akibat langsung dari kebijakan regional Iran dan bahwa Teheran dinanti serangan yang lebih banyak.
"Apa yang terjadi semalam di konsulat Iran di Najaf adalah hasil dari apa yang telah dilakukan Iran dan mereka harus menunggu lebih banyak reaksi," kata Nuqali seperti dikutip surat kabar Arab Anba`a al-Youm.
"Apa yang terjadi selanjutnya tidak akan lebih ringan dari ini," tambahya.
Mengklaim memiliki hubungan persaudaraan antara Irak dan Arab Saudi, utusan itu mengatakan Riyadh siap membantu menyelamatkan Baghdad dan menyingkirkannya" dari pengaruh Teheran.
Arab Saudi membuka kembali konsulatnya di ibu kota Irak, Baghdad, pada April, mengakhiri 25 tahun absen setelah secara sepihak memutus hubungan dengan Baghdad atas invasi ke Kuwait di bawah mantan diktator Saddam Hussein.
Nuqali menegaskan tuduhan Saudi bahwa Iran mengganggu kestabilan negara-negara lain di Timur Tengah, termasuk Yaman di mana rezim Riyadh melancarkan perang mematikan sejak Maret 2015 dan menewaskan ribuan orang dan infrastruktur negara miskin itu.
Utusan Saudi menuduh Iran mempersenjatai gerakan Houthi Ansarullah, yang telah mendorong balik terhadap agresor yang dipimpin Saudi. Namun, Iran beberapa kali membantah tuduhan Saudi.
Nuqali juga menuduh Iran mengganggu kestabilan Lebanon dan Irak, yang keduanya berurusan dengan kerusuhan anti-pemerintah.
Kerusuhan di Irak adalah bagian dari gelombang unjuk rasa anti-pemerintah yang sedang berlangsung, yang menurut para pejabat Irak telah dibajak oleh para pemain tertentu.
Pihak berwenang setempat belum mengungkapkan jumlah pasti korban dalam serangan konsulat, yang menyebabkan diberlakukannya jam malam di Najaf.
Pada Kamis (28/111), Menteri Luar Negeri Irak Mohammad Ali al-Hakim memanggil timpalannya dari Iran untuk meminta maaf atas kegagalan Baghdad melindungi misi melawan para pelaku pembakaran.
Ia mengatakan kepada Mohammad Javad Zarif bahwa Baghdad berkomitmen untuk melindungi misi diplomatik Iran dan staf mereka di negara Arab.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengutuk serangan konsulat tersebut dan mendesak pemerintah Irak mengambil tindakan yang bertanggung jawab, tegas dan efektif terhadap agen dan agresor yang merusak.
KEYWORD :Iran Arab Saudi Irak