Sabtu, 23/11/2024 19:14 WIB

Rusia Sukses Uji Coba Rudal Antarbenua

Dikatakan bahwa hulu ledak ICBM itu berhasil mencapai target yang ditentukan sekitar 2.100 kilometer jauhnya di kisaran Sary-Shagan di Kazakhstan.

Sistem rudal balistik antarbenua (ICBM), RS-12M Topol (Foto: PressTV)

Moskwo, Jurnas.com - Rusia berhasil menguji coba sistem rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berkemampuan nuklir, terlepas dari kekhawatiran Barat mengenai pengembangan teknologi militer Moskow.

Militer Rusia merilis video uji coba malam hari itu tanpa tanggal. Nampak peluru kendali RS-12M Topol yang jangkauan mampu mencapai 10,500 km itu meluncur ke langit.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa peluncuran itu dilakukan dari jarak tembak militer Kapustin Yar di Wilayah Astrakhan selatan negara itu.

Dikatakan bahwa hulu ledak ICBM itu berhasil mencapai target yang ditentukan sekitar 2.100 kilometer jauhnya di kisaran Sary-Shagan di Kazakhstan.

Rudal yang sama juga ditembakkan sebelumnya pada September tahun ini, di wilayah Arkhangelsk Rusia barat laut. Moskow mengklaim sudah menunjukkan rudal nuklir hipersonik barunya untuk tim inspektur Amerika Serikat (AS) pada Selasa (26/11).

"Sebuah kelompok inspeksi AS diperlihatkan sistem rudal Avangard dengan kendaraan penambah luncur hipersonik di wilayah Rusia (antara hari Minggu dan Selasa)," kata Kementerian tersebut.

Langkah itu datang sebagai bagian dari perjanjian kontrol senjata bilateral, Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START Baru) yang ditandatangani antara Moskow dan Washington pada 2010.

Namun, Putin sebelumnya mengatakan, Gedung Putih sudah mengizinkan sejumlah rudal anti-balistik, meningkatkan kualitas rudal-rudal itu, dan menciptakan daerah peluncuran rudal baru.

"Jika kita tidak melakukan sesuatu, pada akhirnya ini akan menghasilkan devaluasi total potensi nuklir Rusia," katanya, menambahkan bahwa  Moskow akan membuat model baru senjata strategis.

Hal ini ternyata menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), yang efektivitasnya baru-baru ini dipertanyakan anggota-anggota kuatnya.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyerukan hubungan strategis baru dengan Rusia tak lama sebelum menggambarkan NATO sebagai "mati otak." Ia memperingatkan Uni Eropa (UE) awal bulan ini bahwa mereka tidak bisa lagi bergantung pada AS untuk membela sekutu NATO.

KEYWORD :

Rudal Balistik Rusia RS-12M Topol




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :