Minggu, 24/11/2024 01:22 WIB

Presiden Macron Cekcok dengan Erdogan

NATO sekarat karena kurangnya koordinasi antara negara-negara anggota dalam menanggapi serangan Suriah di Ankara.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron (Foto: Ist)

Teheran, Jurnas.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan terlibat perang kata-kata dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron setelah mengatakan, NATO sekarat karena kurangnya koordinasi antara negara-negara anggota dalam menanggapi serangan Suriah di Ankara.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah The Economist, Macron mengatakan, NATO sedang menghadapi "kematian otak" karena AS menjadi sekutu yang tidak dapat diprediksi di bawah Presiden Donald Trump dan ketegangan dengan Turki atas serangan "gila" Ankara ke Suriah utara.

"Anda tidak memiliki koordinasi apa pun dalam pengambilan keputusan strategis antara Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya. Tidak ada," katanya.

"Anda memiliki tindakan agresif yang tidak terkoordinasi oleh sekutu NATO lainnya, Turki, di daerah di mana kepentingan kami dipertaruhkan," tambahnya.

Selama konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg di Paris, Kamis (28/11), Macron mengatakan komentarnya tentang "kematian otak" NATO adalah "panggilan bangun."

Ia juga mengkritik Turki karena menghadirkan sekutu-sekutu NATO-nya untuk meluncurkan invasi Suriah yang "membahayakan" perjuangan yang konon dilakukan terhadap kelompok teroris Daesh Takfiri.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menolak kritik dan menuduh pemimpin Perancis mensponsori terorisme.

"Dia sudah menjadi sponsor organisasi teroris dan terus-menerus menampung mereka di Elysee. Jika dia mengatakan sekutunya adalah organisasi teroris benar-benar tidak ada lagi yang bisa dikatakan," katanya.

Bulan lalu, Macron mengadakan pertemuan dengan Jihane Ahmed, juru bicara untuk apa yang disebut Pasukan Demokrat Suriah (SDF), aliansi yang didukung AS oleh sebagian besar militan Kurdi, yang Turki anggap sebagai teroris.

Pada Jumat (29/11), Erdogan mengecam Macron, mengatakan presiden Prancis harus memeriksa kematian otaknya sendiri karena pernyataannya adalah contoh dari pemahaman yang dangkal dan sakit.

"Saya sedang berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan saya juga akan mengatakan ini di NATO. Pertama-tama, periksa kematian otak Anda sendiri. Pernyataan-pernyataan ini hanya cocok untuk orang-orang seperti Anda yang berada dalam keadaan mati otak," katanya.

KEYWORD :

Recep Tayyip Erdogan Emmanuel Macron Suriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :