Sabtu, 23/11/2024 08:27 WIB

Bahan Mencurigakan Inspektur IAEA Saat Sidak Fasilitas Nuklir Iran

Pada tahun 2010, malware tersebut menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz, contoh pertama yang diketahui secara publik tentang virus yang digunakan untuk menyerang mesin industri.

Presiden Iran, Hassan Rouhani mendengarkan kepala Organisasi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi, memeriksa pencapaian nuklir pada Hari Teknologi Nuklir Nasional Iran. (Foto: Presstv))

Teheran, Jurnas.com - Kepala nuklir Iran mengatakan, bahan mencurigakan yang dibawa inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA)  selama kunjungan fasilitas nuklir Iran bulan lalu sebagai tindakan sabotase industri.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Young Journalists Club (YJC), Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi mengatakan inspektur diperiksa pada saat mereka masuk ke pabrik nuklir Iran dalam prosedur yang rutin di seluruh dunia.

"Selama prosedur inilah salah satu inspektur IAEA ditemukan memiliki bahan yang mencurigakan," kata Salehi, menambahkan tanggapannya terhadap pertanyaan tidak meyakinkan dan tidak dapat diterima.

Semua peristiwa ini, katanya, didokumentasikan, difilmkan dan direkam, tetapi karena kekebalan diplomatik inspektur itu, dia tidak bisa ditahan. "Tapi kami menulis surat protes kepada IAEA dan menyatakan bahwa kami akan melanjutkan masalah ini," tambahnya.

Ia juga menyinggung Stuxnet yang merupakan worm komputer jahat yang diyakini telah dibuat oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Pada tahun 2010, malware tersebut menyerang pabrik pengayaan uranium Natanz, contoh pertama yang diketahui secara publik tentang virus yang digunakan untuk menyerang mesin industri.

Stuxnet dimaksudkan untuk merusak fasilitas nuklir Iran tetapi gagal melakukannya karena "kami telah diperingatkan" tentang hal itu, kepala nuklir Iran mengatakan, menambahkan, virus hanya merusak beberapa pabrik petrokimia.

Menyingggun penjualan perangkat yang cacat ke Iran, Iran mengatakan, AEOI saat ini mengadakan pameran yang menampilkan apa yang dia sebut sebagai sabotase industri.

"Meskipun mereka (musuh) berusaha menghentikan industri (nuklir) di Iran, keinginan mereka tidak pernah terwujud dan mereka hanya dapat memberikan sedikit kerusakan pada kami, karena kami menggagalkan sabotase mereka sebelum berubah menjadi masalah," kata Salehi.

"Kami selalu tetap waspada tentang musuh (rencana untuk) merusak industri nuklir," tambahnya.

"Mereka menggunakan malware Stuxnet terhadap kami, melakukan tindakan sabotase industri terhadap kami, menjual peralatan yang rusak kepada kami, tetapi kami waspada dalam hal itu dan melihat langkah inspektur IAEA baru-baru ini di jalur yang sama," ungkap Salehi.

Salehi juga menekankan bahwa Iran telah meminta badan tersebut untuk mengejar masalah tersebut.

Para ahli IAEA secara teratur memeriksa pembangkit nuklir Iran di bawah Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), yang ditandatangani antara Iran dan enam negara dunia yaitu AS, Prancis, Inggris, Rusia, China dan Jerman pada 2015.

KEYWORD :

Ali Akbar Salehi Badan Negeri Atom Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :