Sabtu, 23/11/2024 14:30 WIB

Eropa Merapat ke Iran, PM Netanyahu Bak Cacing Kepanasan

Beberapa jam setelah mengeluarkan pernyataan itu, Netanyahu langsung menghubungi Presiden Trump melalui sambungan telepon.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di sela pertemuan kabinet mingguan di Lembah Jordan, di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 15 September 2019. (Foto: AFP)

Tel Aviv, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bak cacing kepanasan setelah negara-negara Eropa memutuskan mempertahankan hubungan perdagangan dengan Iran, meski ada sanksi Amerika Serikat (AS).

Dalam video yang dirilis pada Minggu (1/12), Netanyahu mengatakan negara-negara Eropa harus malu pada diri mereka sendiri karena melakukan perdagangan dengan Iran. Ia mengklaim, Uni Eropa memungkinkan Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Pekan lalu, Belgia, Denmark, Finlandia, Belanda, Norwegia, dan Swedia mengumumkan akan bergabung dengan mekanisme perdagangan non-dolar dengan Iran.

Pada awal tahun 2019, Prancis, Jerman dan Inggris sudah terlebih dahulu mengeluarkan kebijakan bersama yang disebut INSTEX atau mekanisme pembayaran  di luar sistem keuangan global yang didominasi AS.

Dengan sistem tersebut, trio Eropa, Rusia dan China dapat terhindar dari sanksi yang diberlakukan kembali Presiden Donald Trump setelah menarik keluar AS dari kesepakan nuklir deNgan Iran.

Beberapa jam setelah mengeluarkan pernyataan itu, Netanyahu langsung menghubungi Presiden Trump melalui sambungan telepon. Keduanya membahas dugaan ancaman dari Iran.

Iran mematuhi perjanjian nuklir yang diteken pada 2015 hingga AS menarik diri dari pakta tersebut pada Mei tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi ekonomi.

Para anggota dari Eropa memutar otak menemukan cara untuk menyelamatkan Teheran dari ganasnya sanksi AS. Iran meningkatkan tekanan pada Eropa untuk melakukannya, dengan secara bertahap berjalan menjauh dari komitmen nuklirnya.

Keputusan enam negara Eropa tampaknya diambil untuk menenangkan Republik Islam yang mengatakan kesabarannya berakhir setelah setahun berada di bawah tekanan sanksi AS.

KEYWORD :

Benjamin Netanyahu Amerika Serikat Iran Eropa Kesepakatan Nuklir




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :