Sistem rudal anti-pesawat S-400 canggih buatan Rusia di semenanjung Laut Hitam Krimea, Rusia. (Foto: Sputnik)
Ankara, Jurnas.com - Pemerintah Turki mengatakan akan menyelesaikan kesepakatan pembelian sistem rudal S-400 Rusia yang kedua meskipun sudah berulang kali diancam akan disanksi Amerika Serikat (AS).
"Tanggal pembelian set kedua S-400 hanyalah teknis. Saya pikir masih lama," tulis kantor berita RIA mengutip seorang pejabat keamanan dan urusan luar negeri yang tidak disebutkan namanya dalam administrasi kepresidenan Turki mengatakan.
Bulan lalu, Kepala Eksportir Senjata Negara Rusia, Rosoboronexport mengatakan, Moskow berharap segera menyegel kesepakatan untuk memasok Turki lebih banyak sistem S-400 pada paruh pertama tahun depan.
Ciro Immobille Resmi Pindah ke Besiktas
Moskow dan Ankara menyelesaikan kesepakatan sistem pada bulan Desember 2017.
Bagian pertama dari pengiriman selesai pada akhir Juli, ketika 30 pesawat muatan perangkat keras dan peralatan dipindahkan ke Murted Airfield Command.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Menurut Kementerian Pertahanan Turki, sistem akan mulai beroperasi pada April 2020.
Ankara dan Washington berselisih mengenai pembelian S-400, yang AS katakan tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman Lockheed Martin F-35.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusglu mengatakan kepada CNN Turk dalam sebuah wawancara eksklusif pada pertengahan September bahwa S-400 akan diaktifkan terlepas apa pun yang dikatakan Gedung Putih.
Pada 9 September, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan menjatuhkan sanksi pada Turki atas kisah S-400. Sejauh ini belum ada keputusan.
Departemen keuangan mengatakan akan memberlakukan larangan tersebut di bawah Undang-Undang Penentang Lawan Amerika melalui Sanksi (CAATSA).
KEYWORD :S-400 Rusia Amerika Serikat Turki