Jum'at, 27/12/2024 04:53 WIB

PA GMNI Jakarta Raya Kupas Isu Fundamentalisme di Jantung Ibukota

Ekstrimisme bukan lagi ancaman tetapi sudah manifes dan action. 

Ketua DPD PA GMNI Jakarta Raya Dwi Rio Sambodo

Jakarta, Jurnas.com - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia(PA GMNI) DKI Jakarta menggelar diskusi bertema "ancaman ekstrimisme di jantung ibukota" di kantor DPP GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu(7/12/2019).

Diskusi ini adalah bagian dalam rangkaian konferensi daerah (Konferda) PA GMNI DKI Jakarta. Diikuti oleh perwakilan dari delapan cabang PA GMNI di bawahnya.

Ketua PA GMNI DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, mengatakan tema diskusi bukan asal-asalan, bukan muncul begitu saja. Tema soal fundamentalisme sengaja diambil karena melihat dan mencermati keadaan di tengah-tengah masyarakat.

"Tema ini bagian dari gerakan-gerakan pemikiran sekelompok orang di tengah-tengah masyarakat,"kata Dwi Rio yang juga anggota DPRD DKI Jakarta. 

Turut membahasa tema diskusi adalah pengurus DPP PA GMNI Dr Andre Notohamijoyo,  Ketua PW NU DKI Jakarta Saefullah, aktivis anti radikalisme Haidar Alwi dan direktur di BNPT Prasetio.

Ketua Umum DPP PA GMNI yang juga Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dalam kata sambutannya menyoroti tema diskusi antisipasi ancaman fundamentalisme di jantung ibukota.

Ia mengkritisi, saat ini ancaman tidak lagi hanya fundamentalisme tetapi sudah menjadi ekstrimisme. Ada golongan-golongan tertentu menggunakan dan memanipulasi nilak-nilai agama untuk merusak tatanan  berbangsa dan bernegara. 

"Memanipulasi nilai agama menjadi gerakan ekstrimis, dan ini sudah ada indikator seperti yang ditunjukkan berbagak hasil survei," kata Basarah.

Dia menambahkan, ekstrimisme bukan lagi ancaman tetapi sudah manifes dan action. Lalu Basarah mengutip dan menyampaian sejumlah hasil penelitian adanya ASN terpapar radikalisme dan mendukung gerakan khilafah.

Lebih ironis lagi, katanya, anggota TNI dan perguruan tinggi negeri juga sudah ada yang terpapar dengan gerakan tersebut, berbeda paham dengan paham idiologi negara yaitu Pancasila.

"Kita harus melakukan refleksi mritis ,"imbuh Basarah.

KEYWORD :

PA GMNI Jakarta Raya Konferda




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :