Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Seyyed Abbas Mousavi (Foto: Presstv)
Teheran, Jurnas.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi menanggapi ancaman tindakan militer Israel baru-baru ini. Ia berjanji akan membuat rezim pendudukan menyesali tindakannya.
"Republik Islam, dengan mengandalkan budaya pengorbanan dan perlawanan rakyatnya, tidak akan ragu atau kompromi sedikitpun dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya," kata Mousavi.
"Iran akan memberikan tanggapan yang menghancurkan dan memicu penyesalan atas tindakan agresif atau bodoh seperti itu," tambahnya pada Senin (9/12).
Sebelumnya, Menteri Urusan Militer Israel, Naftali Bennett mengklaim, Iran berusaha membangun cincin api di sekitar Israel. "Itu sudah berbasis di Libanon dan sedang berusaha untuk membangun di Suriah, Gaza dan banyak lagi," katanya.
Bennett mengatakan, Israel harus meningkatkan operasinya di tanah Suriah yang menargetkan Iran. "Kita perlu bergerak dari penahanan ke serangan. Kami mengatakan kepada Iran: Suriah akan menjadi Vietnam Anda," kata Bennett.
Republik Islam sudah berulang kali menyangkal klaim intervensi regional yang ditujukan kepadanya. Negeri Para Mullah itu menegaskan, kehadirannya di Suriah hanya untuk mengakomodasi Damaskus dengan dukungan penasihat militer terhadap kelompok-kelompok militan dan teroris Takfiri.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengancam akan menempuh tindakan militer terhadap Iran dengan bantuan Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Katz mengatakan akan menempuh jalu militer, jika Iran berusaha memperoleh atau menyimpan senjata nuklir. Ia mengulangi tuduhan lain yang dikampanyekan Tel Aviv terhadap Teheran, yang menolak niat mengejar senjata non-konvensional semacam itu karena pertimbangan agama.
Teheran juga merupakan anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), bertentangan dengan Israel, yang secara luas dilaporkan memiliki ratusan hulu ledak nuklir.
Mousavi mengatakan ancaman-ancaman ini mengindikasikan kelemahan dan ketidakmampuan rezim pendudukan, dan berusaha menutupi krisis dan kesulitan yang dihadapi pihak berwenang.
Juru bicara itu mengakhiri pidatonya dengan menyebut Tel Aviv sebuah rezim, yang landasannya dibangun di atas ancaman dan agresi selama 70 tahun pendudukan.
KEYWORD :Iran Abbas Mousavi Ekstrimis Israel Amerika Serikat