Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: AP)
Ankara, Jurnas.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan menyelesaikan satu juta pengungsi perang Suriah di wilayah Suriah Utara, tempat dimana Ankara melakukan serangan militer pada Oktober.
Pemimpin yang berusia 65 tahun itu mengatakan kepada penyiar TRT, Ankara akan membiayai pemukiman kembali sendiri, jika sekutu tidak memberikan dukungan.
Turki dan Suriah melancarkan serangan terhadap milisi Kurdi YPG, yang dipandang Ankara sebagai kelompok teroris.
Setelah merebut sebidang tanah di dalam wilayah Suriah yang panjangnya 120 km (75 mil) dan lebarnya sekitar 30 km (18 mil) dari kota Ras al Ain ke Tel Abyad, Turki menandatangani perjanjian terpisah dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia untuk menghentikan serangannya.
Sebelumnya, Turki mengatakan bisa menyelesaikan hingga 2 juta pengungsi Suriah dalam "zona aman" sepanjang 444 km (275 mil) yang bertujuan untuk dibentuk di timur laut Suriah, dan berulang kali mendesak sekutu NATO memberikan bantuan keuangan untuk rencana tersebut.
Saat ini, Turki menampung lebih dari 3,5 juta pengungsi dari perang tetangga Suriah 8-1 / 2 tahun. Para pejabat Turki belum mengindikasikan kapan pemukiman kembali para pengungsi akan dimulai.
"Bangsa Turki dapat melakukan langkah teladan antara Ras al Ain dan Tel Abyad," kata Erdogan kepada TRT, sambil memegang peta wilayah dengan tanda di atasnya.
"Menetap satu juta orang antara Tel Abyad dan Ras al Ain, itulah tujuan kami di zona aman, itulah rencana kami," jelas Erdogan.
Pekan lalu, Erdogan bertemu dengan rekan-rekannya dari Jerman, Prancis, dan Inggris di sela-sela KTT NATO di London untuk mengadakan pembicaraan mengenai perkembangan di Suriah dan rencananya "zona aman".
Setelah pertemuan puncak itu, Erdogan mengatakan satu negara, yang tidak dia sebutkan, telah menjanjikan dukungan untuk rencana itu tetapi Jerman, Prancis, dan Inggris belum melakukannya. Ia sebelumnya mengatakan, Qatar akan mendukungnya.
Uni Eropa dan sekutu Turki di NATO telah menolak seruannya untuk bantuan keuangan dan mengutuk serangan Turki, yang mereka katakan dapat menghambat perang melawan Negara Islam di Suriah. Namun, Turki meredam kekhawatiran tersebut. (Reuters)
KEYWORD :Pengungsi Suriah Recep Tayyip Erdogan Uni Eropa Amerika Serikat Timur Tengah