Ilustrasi rudal (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) menguji coba rudal balistik jarak menengah pada Kamis (12/12) tengah malam.
Ini merupakan uji coba kedua Washington dalam empat bulan terakhir, untuk rudal ofensif yang akan dilarang oleh perjanjian senjata AS-Rusia, yang dikeluarkan Washington pada Agustus lalu.
Angkatan Udara AS meluncurkan rudal yang dikonfigurasi secara konvensional dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di barat laut Los Angeles sekitar pukul 8.30 pagi, atau 23.30 waktu Indonesia.
Rudal yang diluncurkan di darat itu terbang lebih dari 500 kilometer sebelum jatuh ke Samudra Pasifik, menurut keterangan Pentagon.
"Data yang dikumpulkan dan pelajaran yang diperoleh dari tes ini akan menginformasikan pengembangan kemampuan jarak menengah di masa depan," kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Robert Carver dikutip dari CNA pada Jumat (13/12).
Pada 2 Oktober lalu, Angkatan Udara AS juga meluncurkan rudal balistik antar benua Minuteman 3 yang tidak bersenjata dari Vandenberg, mengirimkan kendaraan uji ulang ke Atol Kwajalein 4.200 mil jauhnya di Pasifik barat.
Uji coba itu juga bisa menjadi sinyal bagi Korea Utara, yang telah menunjukkan ancaman nuklir lintas Pasifik, dengan beberapa uji coba rudal balistik jangka pendek, menengah, dan panjang yang berhasil.
Menolak sanksi yang didukung PBB, Pyongyang baru-baru ini mengisyaratkan bahwa mereka mungkin melakukan tes lain sebagai "hadiah Natal" jika AS tidak datang dengan konsesi dalam hubungan bilateral pada akhir tahun.
Pada Rabu lalu, Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft, memperingatkan Pyongyang tentang konsekuensi jika ancaman itu dilanjutkan dengan uji senjata utama di tahun baru.
"Uji coba rudal dan nuklir tidak akan memberikan keamanan yang lebih besar bagi DPRK (Korut, Red)," tegas Craft.
"Kami percaya bahwa DPRK akan berpaling dari permusuhan dan ancaman lebih lanjut, dan bukannya membuat keputusan berani untuk terlibat dengan kami," tandas dia.
KEYWORD :Uji Coba Rudal Amerika Serikat Nuklir