Mantan orang kuat partai Fatah Palestina, Mohammed Dahlan. (Foto: Reuters)
Ankara, Jurnas.com - Pemerintah Turki memasukkan mantan orang kuat partai Fatah Palestina, Mohammed Dahlan dalam daftar teroris yang paling dicari. Negara itu bahkan menyediakan hadiah senilai USD1,7 juta bagi yang mengetahui keberadaannya.
Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan, perintah pencarian dan penahanan Dahlan sudah dikeluarka atas tuduhan keterlibatan dalam upaya kudeta yang gagal Juli 2016 terhadap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang didalangi ulama Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen.
"Secara paksa berusaha untuk mengubah tatanan konstitusional, mengungkap rahasia negara, mendapatkan rahasia negara untuk spionase politik atau militer, mengungkapkan informasi rahasia yang berkaitan dengan keamanan negara atau kepentingan politik dan mata-mata internasional merupakan tuduhan terhadap Dahlan," bunyi laporan yang dirilis pada Jumat (13/12).
Bulan lalu, Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu menuduh Dahlan sebagai biang keladi teroris dan akan ditempatkan di daftar teroris yang paling dicari (daftar merah).
Seorang pejabat Turki yang akrab dengan masalah itu mengatakan kepada Middle East Eye pada saat itu bahwa seorang jaksa penuntut Turki sedang mempersiapkan dakwaan terhadap Dahlan.
"Ini akan menjadi dokumen yang komprehensif. Itu akan mencakup banyak hal yang Anda lihat di media dan penghinaannya terhadap Turki. Itu sedang dalam proses," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Pria 58 tahun itu menjadi saingan sengit dari mantan sekutunya di partai Fatah Palestina, Mahmoud Abbas, sebelum melarikan diri ke Uni Emirat Arab sebagai pengasingan.
Turki menuduh Dahlan menjadi tentara bayaran untuk UEA dan juga menuduh UEA berusaha mengganti Abbas dengan Dahlan.
Pada Oktober, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuduh UEA menyembunyikan seorang teroris, dengan mengatakan "(Dahlan) melarikan diri kepada Anda karena ia adalah agen Israel."
"Dia adalah agen Israel. Itu sebabnya dia melarikan diri. Kita tahu bahwa UEA dan Arab Saudi telah berusaha menggantikan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dengannya. Kita semua melihat ini," kata pejabat Turki itu.
Dahlan dihukum in absentia tiga tahun penjara pada tahun 2016 oleh pengadilan Palestina karena korupsi, dan diperintahkan untuk membayar $ 16 juta, menurut pengacaranya.
Dahlan pernah memimpin kudeta terhadap pemerintah Hamas terpilih di Gaza pada 2007. Rencananya adalah kegagalan besar dan dalam beberapa hari di musim panas 2007, Hamas mengusir pasukan Dahlan.
KEYWORD :Mohammed Dahlan Kelompok Teroris Daftar Merah Fethullah Gulen