Minggu, 24/11/2024 01:38 WIB

Buka Mukernas V PPP, Mahfud MD: Pertahankan Jatidiri Partai Islam

Saya ingin mengajak semua, mari PPP mempertahankan jatidiri sebagai partai yang menjadi rumahnya umat Islam

Mahfud MD membuka Mukernas V PPP

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukan) Mahfud MD mengajak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mempertahankan jatidirinya sebagai partai Islam.

"Saya ingin mengajak semua, mari PPP mempertahankan jatidiri sebagai partai yang menjadi rumahnya umat Islam," ujar Mahfud saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PPP di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (14/12/2019).

Sebelum itu, Mahfud mengingatkan bahwa PPP memang betul-betul menjadi rumah spesivic umat Islam.

Ia mengingatkan, hingga saat ini PPP sudah berusia 40 tahun, sebagai partai Islam dan mewakili masyarakat Islam

Kata Mahfud, PPP adalah partai hasil fusi empat partai-partai Islam yang ada ketika tahun 1970-an, yakni Parmusi, NU, PSII, dan Partindo. Kemudian pada 1973 disatukan oleh Presiden Soeharto.

"Ketika itu Pak Harto mengambil kebijakan tiga partai saja yang ada di Indonesia," ujarnya.

"Yang agama gabung ke PPP, nasionalis ke PDI, kemudian partai karya pembangunan bergabung dalam Golkar," lanjut Mahfud.

Sejarahnya ketika itu, jelas Mahfud, partai berbasis agama seperti partai kristen, partai katolik, diarahan juga oleh Pak Harto ikut ke PPP. Tapi mereka lebih memilih ke PDI karena merasa lebih dekat PDI.

Selanjutnya, Mahfud menuturkan PPP disahkan dalam UU Nomor 3/1975 tentang parpol dan Golkar.
Dalam UU itu, telah dikunci bahwa peserta pemilu hanya tiga, yakni PPP, PDI dan Golkar.

"Sejarahnya ketika itu PPP selalu menjadi partai terkuat nomor dua setelah Golkar," ujar Mahfud MD.

Mahfud juga bersyukur, PPP masih bertahan di era reformasi. Bahkan Alhamdulillah PPP mampu eksis setelah mengalami goncangan yang besar.

Sebagai Menkopolhukam, Mahfud menyinggung bagaimana posisi PPP dalam konteks ketatanegaraan. Katanya, saat ini parpol menjadi tertuduh tentang maraknya korupsi dan pelanggaran hukum.

"Parpol dituduh perusak dalam kehidupan kita, terutama karena maraknya korupsi. Ini terjadi karena banyak partai yang tak profesional tapi ikut dalam membangun pemerintahan," jelasnya.

Bahkan, ia juga mengakui, masyarakat awam ada yang berpendapat lebih baik tak punya DPR dan tak punya parpol.

"Tapi kita sebagai masyarakat yang sadar dan paham, mengatakan jauh lebih baik ada partai yang buruk sekalipun, daripada tak ada partai," ujarnya.

Mahfud mengaku tak bisa bayangkan, bagaimana kalau negara tak punya partai, tak ada yang bisa mengontrol jalannya negara. Berbuat salah pun tak ada yang berani menegur. Itu yang terjadi di negara yang teokrasi dan absolute.

"Jadi betapa pun pahit orang menuding, mari kita bangun partai ini. Jangan beri kesempatan siapa pun untuk mengatakan parpol harus ditinggalkan," katanya.

"Justru kalau mau baik dan memperbaiki bangsa, maka harus melakukannya dengan masuk partai," jelas Mahfud MD.

KEYWORD :

Mukernas V PPP Mahfud MD Partai Islam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :