Sabtu, 23/11/2024 14:24 WIB

Usai Diakui Dunia, Pencak Silat Didorong Jadi Destinasi Wisata

Pemerintah DKI Jakarta terus mendorong agar tradisi pencak silat tak hanya mampu memberikan prestasi-prestasi bagi para pesilat

Pembukaan festival silat tradisi betawi tahun 2019 di setu Babakan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12)

Jakarta, Jurnas.com – Pemerintah DKI Jakarta terus mendorong agar tradisi pencak silat tak hanya mampu memberikan prestasi-prestasi bagi para pesilat, namun juga diharapkan mampu menjadi salah satu destinasi wisata untuk menarik para wisatawan.  

Hal itu disampaikan Kepala Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan, H. Imron saat menghadiri acara syukuran yang digelar Asosiasi Silat Tradisi Betawi Indonesia (Astrabi) bersama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB).

Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Dinas Pariwisata DKI Jakarta Bapak H Asiantoro, Kepala Suku Dinas Pariwisata Jakarta Selatan H. Imron, Anggota DPRD DKI Jakarta H Purwanto dan Datok Icuk Zulkafril (Ketua Dewan Pendekar PSN Perisai Putih).

Syukuran tersebut terkait dengan ditetapkannya Tradisi Pencak Silat sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO beberapa hari lalu digelar di kawasan Setu Babakan Zona A, Jl. M Kahfi II Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12).

Menurut Imron, pencak silat merupakan suatu kebudayaan yang harus dilestarikan, pasalnya silat memiliki potensi untuk menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik baik wisatawan lokal maupun internasional.

“Kita tidak boleh hanya mengembangkan silat untuk berprestasi di tingkat lokal maupun internasional, tapi juga harus mampu menjadi destinasi pariwisata,” katanya.

Ia menambahkan, sekarang era destinasi pariwisata itu bukanlah lagi tematik tapi dia urban definition. Artinya dia masuk ke dalam kampong, dimana aktifitas dalam masyarakat itu menjadi destinasi wisata.

“Wisatawan datang berkunjung menikmati apa yang ada di kampung-kampung itu,” ujarnya.

Untuk mewujudkan itu, Ia memohon agar Astrabi terus mengembangkan silat dengan berkolaborasi dengan pihak-pihak lain, sehingga silat tak hanya disaksikan sebagai pengisi acara-acara tertentu, melainkan bisa menjadi hiburan para pelancong, mulai dari proses awal hingga menciptakan pesilat-pesilat handal.

“Astrabi, saya memohon bisa berkolaborasi agar silat menjadi destinasi wisata yang dinamis. Jadi orang bisa melihat bagaimana orang bermain silat, bukan hanya jadinya yang kita liat di TV dan di pertunjukan kan jadinya, tapi bagaimana sebelum jadi dia bisa menyaksikan itu,” ujarnya.

Ia merasa bangga atas prestasi silat yan diakui dunia. Ia juga berharap agar seluruh elemen baik masyarakat, pemerintah maupun swasta berkolaborasi dalam menjaga silat sebagai budaya. Karena, kata dia, itu merupakan tanggung jawab bersama.

“Tentu penghargaan ini menjadi sebuah penghargaan yang tak ternilai dan menjadi kewajiban kita untuk menjaga bersama-masa, antara pemerintah, masyarakat dan swasta,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum ASTRABI Anwar Al Batawi merasa bahagia karena pencak silat telah mendapat pengakuan dunia sebagai kekayaan budaya tak benda oleh Unesco. Sebuah penghargaan yang selama ini diidamkan-idamkan dan terus diperjuangkan oleh seluruh elemen, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

“Penghargaan ini tidak lepas dari dorongan pemerintah yang membuka ruang lebih luas terhadap keberdayaan pencak silat, sehingga mampu diapresiasi dunia,” katanya.

Ia meminta agar seluruh elemen baik masyarakat maupun pemerintah terus menjada dan merawat kelestarian silat dengan terus mensosialisasikan bahwa silat adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

“Sosialisasi harus terus dilakukan hingga pencak silat menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Menurut dia, animo generasi muda terutama di Jakarta sangat besar terlihat hampirnsetiap pekan ada kegiatan pencak silat di sejumlah wilayah Ibu Kota. Animo anak-anak sampai orang tua mulai bangkit untuk mencintai tradisi pencak silat.

 

 

KEYWORD :

Pencak Silat Destinasi Wisata




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :