Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam acara pelepasan ekspor nanas dan panen pedet sapi di kawasan PT Great Giant Pineapple, Lampung Tengah, Selasa (17/12).
Lampung, Jurnas.com - Demi mendorong peningkatan ekspor di bidang peternakan dan pertanian, Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI), Syahrul Yasin Limpo mengajak para peternak dan petani untuk bisa lebih mandiri.
Menurut Syahrul salah satu penyebab kurang berkembangnya produktivitas peternak dan petani karena paradigma yang ternanam selalu ingin mendapat bantuan secara cuma-cuma. Hal itu membuat kreativitas peternak dan petani jadi semakin terkikis.
"Kalau suka bagi-bagi kayak sinterclass. Pengalaman saya dulu sebagai kepala desa, rata-rata mereka (petani dan peternak) kalau dikasih misalkan alat, biasanya kalau rusak sedikit langsung dijual," kata Syahrul dalam acara pelepasan ekspor nanas dan panen pedet sapi di Lampung, Selasa (17/12).
B50, Bukti Komitmen Pemerintah Sediakan Energi dan Naikkan Nilai Tambah Komoditas Pertanian
Untuk itu, kata Syahrul para peternak dan petani harus diajarkan untuk mandiri, salah satunya dalam hal permodalan. Ia menyarankan agar mereka memanfaatkan fasilitas pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang nyatanya memiliki bunga terjangkau.
"Ajarkan mereka (petani dan peternak) menghitung dengan baik, mengambil bank dengan KUR, bunganya hanya 6 persen. Kalau pinjaman biasa kan bunganya bisa sampai 10-11 persen," kata SYL saat melepas ekspor nanas dan panen pedet sapi di kawasan PT Great Giant Pineapple, Lampung tengah, Selasa (17/12).
Ia bahkan berjanji siap menjadi penjamin agar para petani dan peternak khususnya di Lampung bisa memperoleh dana KUR dengan total Rp 1 Triliun, yang dinilai akan sangat menguntungkan bagi para petani dan peternak.
"Sekarang mau sapi berapa, pakai KUR yuk," ajaknya disambut tepuk tangan para petani dan peternak yang hadir.
Hal itu, kata Mentan SYL, dilakukan untuk meningkatkan produktivitas peternakan, salah satunya sapi bisa terus meningkat dan mampu mendongkrak nilai ekspor.
"Saya ingin ke depan sapi yang makin banyak, capek saya bicara impor. Saya paling malas bicara impor. Kita bisa bangga kalau ekspor kita lebih besar dari impor," tuturnya.
Sementara itu, Suyanto selaku Manajer Kemitraan Great Giant Livestrick mengatakan, para peternak yang bermitra dengan GGL sudah memanfaatkan fasilitas KUR. Menurutnya, KUR sangat terjangkau bagi para peternak sapi di daerah.
"Paternak kita sudah mengakses KUR sejak dua-tiga tahun lalu, bahkan semenjak KUR diresmikan mereka sudah bisa mengaksesnya," katanya.
Berkat fasilitas KUR, lanjut Suyanto, produktivitas peternak semakin meningkat, bahkan saat ini menjacapi ribuan ekor yang siap dipanen setiap enam bulan sekali.
"Populasi sampai tahun 2019 mencapai 2000 ekor di peternak," ujarnya.
Senada dengan Suyanto, Ketua Kelompok Petani Astomulyo, Sarjono mengatakan pemanfaatan KUR berhasil mengantarkan para peternak bisa lebih mandiri dalam mengelola hewan ternaknya.
"Kalau dulu kita peternak biasa yah, setelah mendapatkan KUR yang difasilitasi oleh GGL, kita sudah berkembang bagus dan kita sudah bisa mandiri bahkan udah tercipta kampung ternak," ujar Sarjono, yang saat ini memiliki anggota sebanyak 90 orang.
"Masing-masing peternak bisa beternak sebanyak 20 an sapi," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Syahrul melepas ekspor nanas sebanyak 17 ribu container dan beberapa komoditas pertanian lainnya yang bernilai Rp181 Miliar dengan target tujuan negara Belanda, Amerika Serikat dan China
KEYWORD :
Kinerja Menteri Pertanian Peternak Mandiri Mentan Syahrul