Sabtu, 23/11/2024 22:36 WIB

Pemerintah Dorong UMKM Harus Berbasis Teknologi dan Inovasi

Pemerintah terus mendorong peningkatan ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan mengajak untuk meningkatkan usaha berbasis teknologi dan inovasi.

Menrteri Riset dan Teknlogi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam acara Business Innovation Gathering 2019” di LIPI Grand Ballroom, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah terus mendorong peningkatan ekonomi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan mengajak untuk meningkatkan usaha berbasis teknologi dan inovasi.

Hal itu disampaikan Menteri Riset dan Teknlogi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam acara Business Innovation Gathering 2019” di LIPI Grand Ballroom, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).

Dalam acara Business Innovation Gathering (BIG 2019), sejumlah kegiatan meliputi Business Gathering, yakni forum dialog terbatas antara Menristek/Kepala BRIN dengan para kepala LPNK, dunia usaha, dan para rektor perguruan tinggi berbadan hukum (PTNBH).

Menurut Bambang, selama ini UMKM hanya berfokus pada perdagangan konvensional belum ada sentuhan teknologi. Untuk itu, kata dia, pemerintah terus didorong untuk bisa memanfaatkan teknologi sehingga makin terstruktur agar lebih meningkatkan income.

"Jangan sampai UMKM hanya jadi pedagang saja. Kita ingin UMKM basisnya inovasi atau yang kita kenal sebagai startup. Biar bisa lebih terstruktur, kompetitif dan lebih inovatif," kata Bambang.

Hal itu perlu dilakukan, karena kata dia, dunia kewirausahaan dan inovasi merupakan dua hal yang tak boleh dipisahkan. Pasalnya, jika UMKM bisa berbasis teknologi, maka tentu nantinya akan mampu berkembang menjadi startup.

"Kita itu jangan lagi enterpreuner yang basisnya hanya di perdagangan atau jasa atau pun yang terkait sumber daya alam. Kita ingin enterpreuner yang basisnya teknologi dan inovasi sehingga produknya benar-benar yang kompetitif dan punya namalah dikemudian hari," katanya.

"Enterpreuner sama inovasi nggak boleh dipisahkan. The Real enterpreuner harus berbasis teknologi," tambahnya.

Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah akan meningkatkan sinergi triple helix, antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi (peneliti).

"Sinergitas itu akan meningkatkan kapasitas inovasi industri nasional, hilirisasi dan publikasi produk inovasi, sehingga hasil inovasi bisa tepat guna dan langsung bermanfaat untuk masyarakat," ujarnya.

Senada dengan Bambang, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek, Ilham Akbar Habibie mengatakan, inovasi yang berbasis kewirusahaan merupakan salah komponen yang harus ada dalam inovasi untuk meningkatkan kemajuan bangsa untuk biaa bersaing dengan negara-negara maju lainnya seperti Korea dan Jepang.

"Inovasi harus dihubungkan dengan kewirausahaan. Jika kita ingin suistanable harus dengan pendekatan kewirausahaan. Untuk itu, sebagai inovator harus sadar tentang nilai pasar yang dimunculkan dari inovasi-inovasi yang dibuat," kata Ilham.

Menurutnya, UMKM harus didorong agar melek teknologi agar dapat meningkatkan pendapatan. Pasalnya, selama ini UMKM hanya mengambil untung dari status sebagai reseller.

"UMKM harus melek teknogi, kita harus mendukung mereka. Kalau saat ini kebanyakan UKM adalah reseller dimana mereka membeli murah dan menjualnya dengan mahal. Disitu mereka mengambil untung," ujarnya.

"Kita harus mengembangkan UMKM yang DNA-nya adalah teknologi inovasi. Inovasi dan enterpreuner harus berjalan beriringan. Kalau kita mau jadi negara high income country kita harus mengedepankan dan menguasai inovasi,"pungkasnya.

Dalam catatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) 2019, Indonesia memiliki sekitar 59,2 juta UKM. Sementara yang sudah berbasis online sekitar 8 persen atau 3,79 juta.

KEYWORD :

Pelaku UMKM Berbasis Teknologi Menristek BRIN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :