Kilang minyak di Arab, Timur Tengah
Riyadh, Jurnas.com - Arab Saudi dan Kuwait akhirnya sepakat menyudahi perselisihan selama hampir lima tahun atas ladang minyak bersama, pada Rabu (25/12).
Kedua negara telah sepakat untuk melanjutkan produksi minyak dari Zona Netral yang terbagi, tetapi menekankan ini tidak akan mengubah komitmen OPEC terhadap pemotongan produk minyak mentah.
Negara-negara Arab Teluk menandatangani perjanjian di Kota Kuwait pada Selasa (24/12) kemarin. Media lokal melaporkan bahwa sekitar 300.000 barel per hari dipompa dari daerah tersebut sebelum sengketa menghentikan produksi pada awal 2015.
Dikutip dari Associated Press, zona yang terbagi, yang terletak di antara perbatasan darat kedua negara tetangga, dapat menghasilkan hingga setengah juta barel per hari .
Saudi Press Agency, media yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa perjanjian itu tidak akan mempengaruhi komitmen Arab Saudi untuk mengurangi produksi minyak mentahnya menjadi 9,7 juta barel per hari.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, yang telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk menyelesaikan pertengkaran publik yang langka antara kerajaan dan tetangga Teluk.
Kantor Berita Kuwait melaporkan bahwa "upacara mewah" diadakan untuk menandai acara tersebut, dan dihadiri oleh menteri luar negeri Kuwait, menteri energi dan pejabat lainnya.
Arab Saudi Kuwait Perselisihan Ladang Minyak