Warga Yaman lebih melihat serangan drone (Qatar News Agency / Twitter)
Yaman, Jurnas.com - Duta Besar Yaman untuk Teheran, Ibrahim Mohammad al-Dailami mengatakan, pemerintah Arab Saudi gagal mencapai tujuannya untuk menghancurkan negara Semenanjung Arab.
Dalam wawancara eksklusif dengan Press TV pada Rabu (25/12), Dailami mengatakan bahwa pada awal perang lima tahun yang lalu, Arab Saudi mengejar beberapa tujuan domestik dan regional.
Ia mengatakan, Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman pada awalnya sudah mengatur negaranya menjadi entitas regional untuk melawan entitas regional lainnya dan menjadi agen utama bagi proyek Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut.
"Ini akan mengarah pada menjalin hubungan dengan musuh Zionis di semua tingkatan. Namun, kegagalannya di Yaman mengakibatkan penundaan nyata bagi Arab Saudi untuk menjadi kekuatan regional dan agen proyek Amerika-Zionis di daerah tersebut," katanya.
"Saudi ingin mencapai kemenangan cepat dalam hitungan minggu atau satu hingga dua bulan. Namun setelah lima tahun, Arab Saudi tenggelam di Yaman," katanya lagi.
"Meskipun ada keresahan tentang keamanan Arab dan taktik setan terhadap Iran atau berusaha memamerkan gambar bahwa itu dapat mencapai banyak kemenangan militer dan keamanan, hari ini ia melarikan diri dari Yaman karena kehilangan harapan di negara itu," sambungnhya.
Dailami lebih lanjut mengatakan, Arab Saudi sudah gagal mencapai tujuan utamanya yaitu memecah-mecah Yaman dan membangkitkan hasutan di antara rakyatnya.
Ia mengatakan bahwa AS dan sekutu dekatnya, terutama Inggris dan Israel terlibat dalam kekejaman rezim Riyadh telah melakukan di Yaman, mengutip penyediaan senjata, logistik, dan intelijen mereka kepada koalisi yang dipimpin Saudi yang berperang di Yaman.
Dailami yang menggambarkan situasi kemanusiaan di Yaman sangat parah menyerukan semua orang yang mencari kebebasan untuk mengangkat suara mereka untuk menahan Arab Saudi dan para pendukungnya, termasuk Uni Emirat Arab, AS, Zionis, dan Inggris, bertanggung jawab.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya menyerang Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintah mantan presiden, Abd Rabbuh Mansur Hadi, kembali berkuasa dan menghancurkan Ansarullah.
Sejumlah negara-negara Barat, AS, Prancis dan Inggris khususnya, juga terlibat dalam agresi dengan memasok senjata canggih dan peralatan militer kepada rezim Riyadh serta bantuan logistik dan intelijen.
Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di AS (ACLED), sebuah organisasi penelitian konflik nirlaba, memperkirakan perang yang dipimpin Arab Saudi sudah merenggut nyawa lebih dari 60.000 warga Yaman sejak Januari 2016.
Perang juga telah mengambil banyak korban pada infrastruktur negara, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik. PBB mengatakan lebih dari 24 juta orang Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta orang menderita kelaparan tingkat ekstrem.
KEYWORD :Arab Saudi Perang Yaman Menderita Timur Tengah Amerika Serikat