Presiden Irak Barham Salih (foto: CGTN)
Baghdad, Jurnas.com - Presiden Irak, Barham Salih mengajukan pengunduran dirinya ke parlemen setelah menolak mengangkat perdana menteri, Assad al-Eidani.
Salih yang menyerahkan pengunduran dirinya ke Dewan Perwakilan Irak pada Kamis (27/12) mengaku lebih memilih mengundurkan daripada memilih perdana menteri baru yang ditolak para pengunjuk rasa.
"Saya minta maaf karena mencalonkan Assad al-Eidani untuk peran perdana menteri. Saya lebih suka mengundurkan diri daripada mencalonkan kandidat lain dan ini untuk kepentingan publik," tulisnya dalam suratnya kepada parlemen
Presiden Irak Kutuk Serangan AS di Pangkalan PMU
Salih menekankan, gerakan protes membuatnya sangat penting bahwa politisi melihat kepentingan publik atas pertimbangan pribadi atau politik.
"Lebih baik bagi saya untuk mengundurkan diri daripada menugaskan seorang individu yang tidak dusukai para pemrotes untuk membentuk pemerintahan," tambahnya.
Para anggota parlemen Irak bertemu untuk membahas pengunduran diri Salih dan memberikan suaranya. Jika mereka mendukung kepindahannya, politisi veteran itu akan mundur.
Perkembangan itu terjadi hanya sehari setelah blok Binaa di parlemen mencalonkan al-Eidani yang berusia 59 tahun, gubernur Basra dan mantan menteri pemuda dan olahraga, untuk peran perdana menteri.
Pada Rabu (25/12), pengunjuk rasa di ibukota Baghdad memblokir jalan dan jembatan dan di bagian selatan kota mereka membakar sejumlah bangunan sebagai tanggapan terhadap pengumuman pencalonan al-Eidani.
Demonstrasi serupa meletus di Nasiriyah, Basra dan Diwaniyah. Laporan mengatakan beberapa hambatan telah dihilangkan di pagi hari.
Protes, yang dimulai pada 1 Oktober, mendesak pemerintah untuk melakukan reformasi yang akan membasmi korupsi dan mengurangi kesengsaraan ekonomi negara.
Namun, demonstrasi itu berubah menjadi kekerasan di tengah laporan campur tangan asing yang menewaskan ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, kata Komisi Hak Asasi Manusia Parlemen.
Bulan lalu, Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengundurkan diri di tengah demonstrasi anti-pemerintah, tetapi mempertahankan posisi sebagai perdana menteri sementara.
KEYWORD :Presiden Irak Barham Salih