Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov (Foto: AFP)
Moskow, Jurnas.com - Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov tidak akan memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran yang akan berakhir pada Oktober 2020 sejalan dengan perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia.
Berbicara kepada kantor berita Rusia Interfax, Ryabkov mengatakan, pembatasan impor dan ekspor senjata Iran akan berakhir tahun depan sesuai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan tidak mungkin memperbaruinya.
Ryabkov mencatat, seruan pejabat Amerika Serikat (AS) untuk perpanjangan embargo dianggap sebagai langkah kebijakan luar negeri yang tidak memiliki dasar dan prinsip, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.
Pejabat Rusia itu mengatakan Moskow tidak akan tunduk pada tuntutan AS kapan pun mereka mau. "Mereka (Washington) mungkin datang dengan sesuatu yang lain kali."
Di bawah kesepakatan nuklir, di mana AS secara sepihak keluar tahun lalu, larangan PBB untuk penjualan senjata ke Teheran akan berakhir pada Oktober 2020.
Bulan lalu, Presiden Hassan Rouhani mengatakan, Iran berniat untuk tetap dalam kesepakatan nuklir meskipun ada pelanggaran AS, dengan alasan bahwa perjanjian itu akan digunakan dengan baik tahun depan ketika embargo senjata yang berlangsung lama terhadap Teheran berakhir.
"Dengan melanjutkan JCPOA, kami akan memenuhi tujuan utama dalam hal politik, keamanan dan pertahanan," katanya.
Raih Hidup Sehat Sampai Usia Lanjut
Memperhatikan bahwa selama bertahun-tahun Iran dilarang PBB untuk membeli dan menjual segala jenis senjata, Rouhani mengatakan embargo senjata akan berakhir tahun depan sesuai dengan kesepakatan dan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, yang mengesahkannya.
"Ini adalah salah satu efek penting dari kesepakatan ini. Kalau tidak, kita bisa meninggalkan kesepakatan hari ini tetapi jenis manfaat yang kita dapat hasilkan tahun depan tidak akan ada lagi," katanya.
KEYWORD :Sanksi Amerika Serikat Embargo Senjata Sergei Ryabkov Kesepakatan Nuklir