Sabtu, 23/11/2024 12:34 WIB

Serangan Balasan AS Tewaskan 19 Tentara Pro-Iran

Serangan tersebut dilakukan dua hari setelah serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS.

Bendera kebangsaan Amerika Serikat bersanding dengan bendera kebangsaan Iran (Foto: Tehran Time)

Baghdad, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) melakukan serangan udara terhadap kelompok militan pro-Iran di Irak, yang menewaskan 19 pejuang.

Serangan tersebut dilakukan dua hari setelah serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS.

Pentagon mengatakan pada Senin (30/12) bahwa pihaknya menargetkan penyimpanan senjata atau fasilitas komando dan kontrol, yang terkait dengan Kata`ib Hezbollah (KH) di Irak Barat dan Suriah Timur.

Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap rentetan 30 atau lebih roket yang ditembakkan pada Jumat lalu.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan, "Kami tidak akan mendukung Republik Islam Iran untuk mengambil tindakan yang membuat pria dan wanita Amerika dalam bahaya".

Empat anggota layanan AS dan pasukan keamanan Irak juga terluka dalam serangan di pangkalan militer Irak K1 di Kirkuk tersebut, sebuah daerah kaya minyak di utara Baghdad.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan serangan udara tersebut berhasil, dan dia tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut untuk "mencegah perilaku buruk lebih lanjut dari kelompok-kelompok milisi atau dari Iran".

Sementara juru bicara militer Perdana Menteri Irak Abel Abdel Mahdi menyatakan serangan itu "sebuah pelanggaran kedaulatan Irak".

Faksi kuat pro-Iran lainnya, Assaib Ahl al-Haq yang para pemimpinnya baru-baru ini dikenai sanksi AS menyerukan agar Amerika menarik diri dari Irak.

"Kehadiran militer Amerika telah menjadi beban bagi negara Irak dan sumber ancaman terhadap pasukan kami," tegas dia dalam sebuah pernyataan.

"Karena itu sangat penting bagi kita semua untuk melakukan segalanya untuk mengusir mereka dengan semua cara yang sah," tandas dia.

KEYWORD :

Amerika Serikat Iran Irak Serangan Udara




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :