Rabu, 27/11/2024 10:23 WIB

Korban Kekerasan di Zona Konflik Capai 10.000 Anak

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan, lebih dari 10.000 anak menderita kekerasan di zona konflik 

Seorang anak Suriah yang tak sadar menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Khan Sheikhun, sebuah kota yang dikuasai pemberontak di provinsi Idlib Suriah, menyusul serangan gas beracun yang dicurigai pada 4 April 2017. File Foto oleh Omar Haj Kadour / UPI

Jakarta, Jurnas.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan, lebih dari 10.000 anak menderita kekerasan di zona konflik selama paruh pertama tahun 2019, tetapi percaya angka terakhir bisa mendekati 2018, ketika lebih dari 24.000 anak.

UNICEF melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan tiga kali lipat dalam kekerasan terhadap anak-anak sejak 2010. Organisasi menggambarkan "pelanggaran berat" sebagai pembunuhan, cacat, penculikan, kekerasan seksual, dan perekrutan ke dalam kelompok-kelompok bersenjata.

"Serangan terhadap anak-anak terus berlanjut ketika pihak-pihak yang bertikai mencemooh salah satu aturan perang paling mendasar: perlindungan anak-anak," ujar Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF dilansir UPI.

Laporan itu mengatakan diperkirakan akan terjadi insiden kekerasan yang jauh lebih tinggi terhadap anak-anak yang melibatkan zona konflik di Suriah utara ke Republik Demokratik Kongo timur dan Ukraina timur.

"Konflik di seluruh dunia berlangsung lebih lama, menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah, dan menuntut lebih banyak nyawa muda," kata Fore di Twitter .

UNICEF mengatakan 657 anak-anak terbunuh selama sembilan bulan pertama pertempuran di Suriah dan rata-rata sembilan anak-anak terbunuh atau cacat di Afghanistan pada periode yang sama sementara 36 sekolah diserang di Ukraina timur tahun ini.

KEYWORD :

Kekerasan Anak Lembaga PBB Zona Konflik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :