Sabtu, 23/11/2024 14:48 WIB

Gagal Negosiasi dengan AS, Korea Utara akan Pamer Senjata Baru

Larangan uji coba rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM), yang sudah disepakati dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) tidak lagi berlaku.

Kim Jong Un disambut di sebuah stasiun kereta api di pemukiman timur jauh Khasan (Foto: Alexander Safronov / Reuters)

Pyongyang, Jurnas.com - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un membatalkan moratorium uji coba nuklir dan rudal selama dua tahun. Namun memastikan akan memamerkan senjata strategis baru.

Dalam pertemuan empat hari dengan para pejabat partai, Kim Jong Un mengatakan, larangan uji coba rudal balistik nuklir dan antarbenua (ICBM), yang sudah disepakati dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) tidak lagi berlaku.

"Tidak ada alasan bagi kita untuk terikat secara sepihak dengan komitmen lebih lama," kata Kim Jong un setelah Gedung Putih melewatkan waktu yang diberikan Korea Utara untuk melakukan kembali perundingan.

"Dunia akan menyaksikan senjata strategis baru yang akan dimiliki DPRK dalam waktu dekat," kata Kim Jong un, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korea Utara.

"Kami akan terus waspada akan pencegah nuklir yang kuat yang mampu menahan ancaman nuklir dari AS dan menjamin keamanan jangka panjang kami," sambungnya.

Deklarasi itu muncul setelah Kim Jong un berulang-ulang mendesak AS untuk melonggarkan sanksi yang dijatuhkan pada Korea Utara atas program nuklir dan rudal balistiknya agar diplomasi masuk akal.

Kim Jong un lebih lanjut mengatakan bahwa Washington meningkatkan tuntutan yang bertentangan dengan kepentingan mendasar negara Korea Utara dan memberlaukan sikap brutal.

Menanggapi pernyataan Kim Jong un, Presiden AS Donald Trump mengaku sangat rukun dengan pemimpin Korea Utara. "kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan," katanya.

"Tapi dia memang menandatangani kontrak dan perjanjian berbicara tentang denuklirisasi. Itu dilakukan di Singapura, dan saya pikir dia menepati kata-katanya, jadi kita akan mencari tahu," tambah Trump.

Pernyataan Trump itu merujuk pada kesepakatan yang sangat umum dibuat oleh kedua pihak pada akhir pertemuan puncak pertama kedua negara di Singapura pada Juni 2018.

Kim Jong un dan Trump bertemu dua kali lagi setelah pertemuan puncak itu, tetapi negosiasi tersendat setelah pertemuan kedua mereka Februari lalu di Vietnam berakhir tanpa kesepakatan.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Desa Korea Utara Kim Jong-un Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :