Jakarta, Jurnas.com - Penyerbuan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat untuk Irak kembali dilancarkan demostran, Baghdad Rabu (01/01) waktu setempat.
Dalam upaya untuk membubarkan ratusan demonstran yang berkumpul di luar kompleks, pasukan AS menembakkan gas air mata. Para pemimpin akhirnya membatalkan demonstrasi, dan pada pertengahan sore, semua kecuali 200 pemrotes telah pergi.
Protes dimulai pada Selasa, ketika ribuan orang berkumpul untuk berdemonstrasi menentang serangan udara AS terhadap milisi Kata`ib Hezbollah, salah satu dari beberapa milisi Syiah yang sebagian besar didukung oleh Iran.
Dilansir UPI, para pemrotes memanjat dinding dan bangunan majemuk. Banyak dari mereka yang menginap, berkemah di luar tembok halaman.
Tidak jelas apakah para pemrotes itu adalah milisi, pendukung mereka atau kombinasi keduanya. Video demonstrasi hari Selasa yang diposting di media sosial menunjukkan para pemrotes melemparkan batu dan memecahkan jendela gedung kedutaan.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa para pejabat militer mengirim sepasang helikopter Apache untuk menembakkan suar dan terbang di atas kedutaan dalam unjuk kekuatan. AS juga mengirim 100 marinir dari Kuwait untuk menopang keamanan di kompleks kedutaan.
Setidaknya 750 tentara AS dikerahkan ke Timur Tengah setelah serangan dan meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Pasukan kemungkinan akan dikirim ke negara-negara tetangga, bukan ke Irak.
Irak Amankan Kedubes AS dari Serangan Roket
Pekan lalu, serangan roket ke pangkalan militer Irak di Kirkuk, Irak, menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai beberapa personil militer.
AS menyalahkan Kata`ib Hezbollah atas serangan itu, dan selama akhir pekan, melancarkan serangan udara terhadap lima lokasi yang dikuasai oleh milisi, di Irak barat dan Suriah timur yang terbunuh. Serangan udara itu menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 51 lainnya.
Pada hari Senin, pejabat Irak dan Iran mengkritik tindakan militer yang diambil oleh AS
Presiden Irak Barham Salih menyebut serangan udara AS "tidak dapat diterima" dan menganggapnya sebagai "tindakan agresif dan pelanggaran kedaulatan Irak."
Di Twitter, Presiden Trump mengutuk serangan minggu lalu dan menyalahkan Iran atas demonstrasi di Baghdad.
"Iran membunuh seorang kontraktor Amerika, melukai banyak orang," tulis Trump.
"Kami sangat merespons, dan akan selalu. Sekarang Iran mengatur serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh. Selain itu, kami mengharapkan Irak menggunakan pasukannya untuk melindungi Kedutaan Besar, dan karenanya diberitahukan!"
KEYWORD :Kedubes AS Demonstran Irak