Kim Jong un (Foto: KCNA)
Pyongyang, Jurnas.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyetop moratorium uji coba rudal balistik nuklir dan rudal antarbenua. Dia juga mewanti-wanti akan melakukan demonstrasi "senjata strategis baru" dalam waktu dekat.
Para analis sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah Korut pada Rabu (1/1) malam, mengatakan penyetopan moratorium itu seperti Kim meletakkan rudal ke kepala Donald Trump. Aktivitas Pyongyang dikatakan bakal menjadi bumerang.
Amerika Serikat (AS) langsung memberikan tanggapan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendesak Kim untuk "mengambil jalan yang berbeda", dan menekankan bahwa AS menginginkan "perdamaian bukan konfrontasi" dengan Korea Utara.
Pyongyang sebelumnya telah menembakkan rudal yang mampu mencapai seluruh daratan AS. Korut juga telah melakukan enam uji coba nuklir, yang terakhir 16 kali lebih kuat daripada ledakan Hiroshima, menurut perkiraan.
Dikutip dari AFP, moratorium yang diberlakukan sebelumnya menurut Kim tidak diperlukan lagi. Pasalnya, tiga kali pertemuan antara Kim dan presiden AS, namun hingga kini hanya ada sedikit kemajuan.
Presiden Korsel Upayakan Dialog dan Jalan Penyatuan dengan Pyongyang yang Dianggap Terisolasi
Negosiasi antara kedua belah pihak sebagian besar menemui jalan buntu sejak gagalnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Hanoi, Vietnam pada Februari 2019.
Korut pun menetapkan batas waktu akhir 2019 bagi AS untuk menawarkan konsesi baru pada bantuan sanksi, atau akan mengadopsi "cara baru".
"Tidak ada dasar bagi kita untuk terikat secara sepihak dengan komitmen lebih lama," kata Kim sebagaimana laporan kantor berita resmi KCNA.
"Dunia akan menyaksikan senjata strategis baru yang akan dimiliki oleh DPRK (Korut, Red) dalam waktu dekat," tambah dia.
Kim mengakui dampak sanksi internasional yang dijatuhkan AS terhadap Pyongyang. Tapi sebagai gantinya, dia menegaskan bahwa Korut bersedia membayar harga untuk melestarikan kemampuan nuklirnya.
"AS meningkatkan tuntutan yang bertentangan dengan kepentingan mendasar negara kami dan mengadopsi sikap merampok," tulis KCNA mengutip pernyataan Kim.
"Washington telah melakukan puluhan latihan militer bersama besar dan kecil yang secara pribadi dijanjikan oleh presidennya untuk dihentikan dan mengirim peralatan militer berteknologi tinggi ke Selatan," tandas dia.
KEYWORD :Korea Utara Korut Nuklir Kim Jong Un