Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: Kevin Lamarque/ Reuters)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan sepakat untuk mengurangi ketegangan di Idlib, Suriah.
Pernyataan yang disampaikan Gedung Putih pada Kamis (2/1) itu muncul sehari setelah delapan orang tewas, dalam serangan rudal Suriah di provinsi tersebut.
"Para pemimpin sepakat tentang perlunya de-eskalasi di Idlib, Suriah, untuk melindungi warga sipil," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.
Paling tidak delapan orang tewas pada Rabu (1/1), ketika tentara Suriah meluncurkan rudal yang menghantam sebuah tempat perlindungan bagi keluarga-keluarga terlantar di barat laut negara itu.
Korban tewas termasuk lima anak-anak yang sedang berada di sebuah sekolah yang tidak digunakan di kota Sarmin, Provinsi Idlib. Sementara petugas medis menyebut lebih dari 16 orang terluka.
Dikutip dari Reuters pada Jumat (3/1), bangunan sekolah yang menjadi target sasaran digunakan oleh keluarga yang melarikan diri dari kampanye pemboman yang didukung Rusia di Idlib, yang merupakan benteng oposisi terakhir di daerah tersebut.
Kampanye di bawah komando Rusia yang dimulai pada April 2019, telah memaksa sedikitnya 500.000 orang untuk pergi ke daerah yang lebih dekat ke perbatasan dengan Turki, yang jarang dijamah jet Rusia.
Pekan lalu, Trump berkomitmen melawan pembantaian di Idlib. Namun Moskow dan Damaskus membantah tuduhan pemboman warga sipil tanpa pandang bulu, dengan mengatakan bahwa mereka memerangi gerilyawan.
KEYWORD :Amerika Serikat Donald Trump Recep Tayyip Erdogan Turki Suriah