Gedung Kementerian Agama RI (Foto: Muti/Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) belum memiliki langkah pasti untuk membantu madrasah yang terdampak banjir, baik di Jabodetabek maupun daerah lainnya.
Pasalnya, menurut Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Umar, anggaran pembangunan sarana pra-sarana (sarpras) yang dia miliki sangat minim.
"Jujur saya belum punya cara membantu mereka. Apalagi untuk gedung rusak," kata Umar kepada awak media di Kantor Kemenag pada Selasa (7/1).
"Dana kami 2020 ini, sarpras menurun jauh. Dari Rp200 miliar menjadi Rp30 miliaran. Dana itu untuk seluruh Indonesia," imbuh lagi.
Umar membenarkan ada banyak informasi yang masuk mengenai madrasah terdampak banjir. Namun dia belum bisa memberikan data secara detail, karena belum adanya laporan utuh dari setiap daerah.
"Laporan resmi dari daerah bencana, DKI, Banten, Jabar, Jambi, Bengkulu baru sebatas WA (WhatsApp, Red). Belum detail," tegas Umar.
Karena, lanjut Umar, Kemenag mendorong masyarakat agar saling bahu-membahu melakukan gotong royong, maupun baku bantu pendanaan.
"Karena dana kita sangat terbatas," tandas dia.
KEYWORD :Madrasah Banjir Ahmad Umar Kementerian Agama