Presiden Donald Trump (R) dan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg di Gedung Putih, Rabu (12/4) (Foto: Reuters)
Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengecam Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) yang mendukung agresi Amerika Serikat (AS) yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani. Menurutnya, aliansi tersebut sudah berubah menjadi kendaraan politik.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Seyyed Abbas Mousavi mengatakan, pernyataan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg tentang pembunuhan Jenderal Soleimani mengabaikan prinsip-prinsip hukum internasional.
"Membenarkan pembunuhan AS terhadap Jenderal Soleimani adalah menutup mata terhadap peran besar dalam perang yang menentukan dan penting melawan teroris dan menghilangkan ancaman kelompok teroris biadab dari wilayah dan daerah-daerah di luar, seperti di perbatasan Eropa," tegas Mousavi.
Ia mengatakan, Stoltenberg sudah mengejek opini publik dunia dengan membenarkan pembunuhan seorang pejabat tinggi militer Iran yang diundang oleh pemerintah sah Irak.
"Kinerja organisasi militer ini (NATO), yang anggota yang berpengaruh adalah negara teroris dalam skala global, yaitu rezim AS, tidak menghasilkan prestasi dalam beberapa tahun terakhir kecuali kehancuran, perang, dan ketidakamanan bagi orang-orang di kawasan dan dunia," catat Mousavi.
Mousavi juga menyatakan penyesalan karena NATO telah menjadi alat untuk membenarkan tindakan AS dan sejumlah sekutunya di Eropa untuk mencapai tujuan politik mereka yang tidak menyenangkan di kawasan itu.
"Iran percaya, keamanan akan kembali ke wilayah tersebut ketika kegiatan teroris pasukan ekstra-regional, beberapa di antaranya aktif di bawah bendera NATO, berakhir dan memberikan keamanan regional dipercayakan kepada pemerintah daerah," ujarnya.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan darurat NATO di Brussels, Stoltenberg mengatakan, AS sudah memberikan alasan di balik aksi melawan Jenderal Soleimani.
"Kami memiliki beberapa pengarahan dari AS dan dari Pentagon. Mereka memberi pengarahan dan menjelaskan kepada sekutu lain mengapa mereka mengambil tindakan ini terhadap Jenderal Soleimani," kata Stoltenberg tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Alih-alih mengutuk Gedung Putih atas pembunuhan itu, kepala NATO mendesak Iran untuk menahan diri dari kekerasan dan provokasi lebih lanjut.
Pada Rabu (8/1) pagi, IRGC menembakkan peluru kendali balistik ke arah Ain al-Assad Airbase di provinsi Anbar Irak barat, dan pos terdepan di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom, yang keduanya menampung pasukan AS, sebagai pembalasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani.
KEYWORD :Agresi Amerika Serikat Donald Trump Jens Stoltenberg Qassem Soleimani.