Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami di sela pembukaan sistem pertahanan udara Khordad 15, pada 9 Juni 2019. (Foto: PressTV)
Tokyo, Jurnas.com - Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Amir Hatami mengatakan, mengakhiri pendukukan Amerika Serikat (AS) adalah salah satu syarat mencampai stabilitas dan keamanan di wilayah Irak dan sekitarnya.
"Mengakhiri pendudukan Washington dan kehadiran intervensi lainnya adalah syarat untuk mencapai de-eskalasi, stabilisasi, dan keamanan di kawasan itu," kata Hatami kepada Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono lewat sambungan telepon pada Kamis (9/1).
Kedua kepala pertahanan berkomunikasi setelah Tokyo mengumumkan bulan lalu bahwa pihaknya berupaya mengirim kapal perang dan sejumlah pesawat patroli ke wilayah Timur Tengah untuk memastikan keamanan di tengah meningkatnya ketegangan.
"Mereka yang berusaha membantu dalam de-eskalasi dan mencapai stabilitas regional harus mengingatkan AS, yang merupakan sumber ketidakamanan regional, untuk meninggalkan wilayah itu," ujar Hatami.
Ia menambahkan bahwa Iran, sebagai negara terbesar dengan akses ke Teluk Persia dan Teluk Oman, selalu memenuhi perannya dalam memastikan keamanan di saluran air regional.
Seruan Hatami untuk pengusiran pasukan AS datang seminggu setelah Washington membunuh komandan anti-teror paling menonjol di Timur Tengah, Letnan Jenderal Qassem Soleimani di Irak.
Hatami menggambarkan pembunuhan Soleimani sebagai kejahatan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pemerintah asing bertindak untuk membunuh seorang perwira militer senior Iran di negara lain.
Sementara itu, Kono menekankan, penempatan militer Jepang di wilayah tersebut bertujuan untuk menjamin perdamaian regional dan pihaknya tidak bermaksud mengambil bagian dalam koalisi Teluk Persia pimpinan AS, yang memulai beroperasi November lalu.
Menurut penyiar publik Jepang, NHK, Kono juga memberi perintah agar penempatan militer Jepang akan dimulai pada Jumat.
Awal tahun lalu, Washington menyerukan pembentukan koalisi maritim sebagai tanggapan atas serangkaian ledakan misterius yang menargetkan kapal-kapal di Teluk Persia dan Laut Oman.
Para pejabat AS menuding Iran di balik insiden tersebut tanpa memberikan bukti konklusif. Namun, Iran menggambarkan serangan itu sebagai bagian dari operasi bendera palsu yang berusaha menekan Negeri Para Mullah.
Menyusul ketegangan, Jepang, yang berupaya mempertahankan hubungan positif dengan Teheran dan Washington, menekankan bahwa mereka memilih untuk membentuk operasi maritimnya sendiri daripada bergabung dengan misi yang dipimpin AS.
Menurut The Japan Times, operasi Jepang akan beroperasi di Laut Merah dan Teluk Aden di sebelah timur Arab Saudi dan akan mengecualikan Selat Hormuz dan Teluk Persia karena kekhawatiran Iran mengenai kehadiran inisiatif yang dipimpin AS.
KEYWORD :Qassem Soleimani Amir Hatami Taro Kono Agresi Amerika Serikat