Sabtu, 23/11/2024 14:28 WIB

Iran Bantah Tutupi Kasus Penembakan Pesawat Ukrainan

Para pejabat Iran langsung mengaitkan kecelakaan tersebut dengan kegagalan teknis dan menolak kemungkinan pesawat tersebut tertembak rudal.

Tim penyelamat bekerja di tengah puing-puing pesawat Ukraina yang jatuh di dekat Bandara Internasional Imam Khomeini di ibukota Iran, Teheran, pada 08 Januari 2020, menewaskan semua penumpang. (Foto: IRNA)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran membantah menyebarkan informasi yang salah menyusul jatuhnya pesawat penumpang milik Ukraina di dekat Teheran minggu lalu. Pesawat jet Ukraine International Airlines jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Teheran ke Kiev Rabu (8/1) pagi.

Setelah insiden yang menewaskan seluruh awak dan penumpang mesin terbang itu, para pejabat Iran langsung mengaitkan kecelakaan tersebut dengan kegagalan teknis dan menolak kemungkinan pesawat tersebut tertembak rudal.

Selang empat hari setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran kemudian mengakui bahwa pesawat Ukraina tersebut jatuh ulah rudal yang ditembakkan secara tidak sengaja.

"Sebenarnya, kami tidak berbohong. Berbohong berarti pemalsuan kebenaran secara sadar dan sengaja. Hal seperti itu tidak pernah terjadi," kata Juru Bicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei pada konferensi pers di Teheran pada Senin (13/1).

Soal bantahan bahwa pesawat tersebut dihantam rudal, Rabiei mengatakan, pernyataan tersebut berdasarkan informasi yang tersedia untuk administrasi pada saat itu.

Kepala Divisi Aerospace Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, menjelaskan, operator yang bertanggung jawab mengidentifikasi apa yang sistem pertahanan udaranya deteksi sebagai rudal jelajah yang masuk.

Ia kemudian mengambil keputusan yang salah dalam rentang waktu "sepuluh detik" setelah gangguan komunikasi menghalanginya mendapatkan izin untuk melepaskan rudal.

Angkatan Bersenjata Republik Islam berada pada tingkat siaga tertinggi pada saat insiden tersebut setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menyerang 52 sasaran di dalam Iran, jika Teherab membalas kematian Letnan Jenderal Qassem Soleimani

"Tidak ada pejabat administrasi, termasuk Presiden Hassan Rouhani, yang mengetahui penyebab jatuhnya pesawat sampai Jumat (10/1) malam, ketika pemerintah diberikan temuan penyelidikan Staf Jenderal Angkatan Bersenjata," jelasnya.

Rabiei mengatakan, Presiden Rouhani langsung memerintahkan agar masyarakat diberi informasi yang benar setelah memastikan penyebab kecelakan pesawat tersebut.

Ia juga memuji pernyataan Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran sebagai pengakuan tanggung jawab yang jujur dan bertanggung jawab atas insiden tersebut. "Ini adalah awal yang baik," katanya, mengungkapkan keyakinan bahwa insiden itu akan terus ditangani secara transparan hingga semua masalah diselesaikan.

KEYWORD :

Kecelakaan Pesawat Boeing 737-800 Amir Ali Hajizadeh Ali Rabiei




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :