Sabtu, 23/11/2024 11:19 WIB

Tak Diuntungkan, China Kritik Sanksi Sewenang-wenang AS di Iran

AS baru-baru ini menyasar para pejabat senior dan sektor manufaktur dan logam di Iran dengan sanksi baru sebagai reaksi atas serangan rudal balasan Negeri Para Mullah terhadap pangkalan Ain al-Assad di Irak.

Juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang (Foto: AP)

Beijing, Jurnas.com - Pemerintah China mengkritik sanksi sewenang-wenang Amerika Serikat (AS) pada Iran setelah Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) melancarkan serangan rudal balasan ke pangkalan AS Ain al-Assad di Irak.

Berbicara dalam jumpa pers pada Senin (13/1), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menyatakan, Beijing sangat menentang sanksi unilateral Washington.

"Kami percaya, sanksi secara sembarangan atau ancaman sanksi tidak akan menyelesaikan masalah. Kami berpendapat, tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional harus dipatuhi dalam hubungan negara ke negara," katanya.

AS baru-baru ini menyasar para pejabat senior dan sektor manufaktur dan logam di Iran dengan sanksi baru sebagai reaksi atas serangan rudal balasan Negeri Para Mullah terhadap pangkalan Ain al-Assad di Irak.

Sanksi itu diumumkan, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat (10/1).

Larangan baru ini juga menghantam perusahaan perdagangan China, kapal pengiriman China dan pemasok berbasis Oman untuk memfasilitasi dan terlibat dalam bisnis dengan sektor logam Iran.

Menteri Mnuchin mengatakan sanksi itu tidak hanya akan melarang bisnis AS dari transaksi dengan Iran, tetapi juga akan bersifat sekunder, yang berarti entitas dari negara ketiga juga dilarang melakukan bisnis dengan Teheran.

Shuang mendesak AS untuk segera menghentikan sanksi yang salah pada bisnis China. "Kami akan terus gigih membela hak dan kepentingan sah perusahaan China," katanya.

Ia juga meminta AS untuk menghormati kerja sama yang sah dan dibenarkan antara Teheran dan Beijing.

"China dan Iran telah melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai sektor dalam kerangka hukum internasional. Kerja sama seperti itu, yang dibenarkan dan sah dan tidak merugikan kepentingan pihak ketiga, harus dihormati dan dilindungi," katanya.

Menyinggun eskalasi baru-baru ini antara Iran-AS, Shuang mengatakan bahwa perbedaan harus ditangani dengan cara damai melalui dialog dan negosiasi.

"China meminta semua pihak yang berkepentingan untuk melihat apa yang terjadi berdasarkan pada kemampuan mereka sendiri dan tetap berpegang pada arah umum penyelesaian politik. Langkah-langkah konkrit harus diambil untuk meredakan situasi Teluk Persia dan bersama-sama menegakkan perdamaian dan stabilitas regional," katanya.

Sebelummya, Mnuchin mendesak China untuk memotong aliran minimal ekspor minyak Iran ke negara itu. Ia mengancam akan menjatuhkan sanksi China dan bahkan negara-negara Eropa atas minyak Iran.

"China dikenai sanksi sama seperti orang lain. Kami sebenarnya memberi sanksi kepada beberapa perusahaan pelayaran yang terlibat dalam minyak. Kami akan terus mengejar kegiatan sanksi terhadap China dan siapa pun di seluruh dunia yang terus melakukan bisnis dengan Iran," kaktanya. (Press TV)

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Sanksi Minyak Geng Shuang Sektor Logam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :