Sabtu, 23/11/2024 03:36 WIB

PDIP dan GP Ansor Sepakat Bangun Bangsa Berbasis Iptek

Intinya seluruh gerakan Indonesia maju harus berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Gus Nabiel Harun

Jakarta, Jurnas.com - Menghangatnya isu politik tak mengendurkan semangat PDI Perjuangan (PDIP) dalam membangun agenda kebangsaan.

Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini justru semakin aktif, salah satunya dengan membangun gerakan Indonesia maju bersama organisasi sayap kepemudaan Nahdatul Ulama (NU), GP Ansor.

"Intinya seluruh gerakan Indonesia maju harus berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan ini sangat relevan bagi anak muda," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, usai pertemuan dengan pimpinan GP Ansor di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (16/1/2020) malam.

Hasto yang didampingi sejumlah kader PDIP seperti Gus Nabil Haroen dan Sekjen Bamusi Falah Amru, diterima oleh jajaran GP Ansor yang dipimpin Ketuanya Gus Yaqut Cholil Qoumas.

Pertemuan diantara kedua belah pihak dilaksanakan secara tertutup. Usai pertemuan, Hasto menyatakan dirinya hadir untuk memenuhi undangan dari GP Ansor. Pertemuan berlangsung 2 jam.

Pertemuan itu menjadi sarana bagi Hasto untuk memaparkan hasil rapat kerja nasional (Rakernas) I PDIP yang dilaksanakan pada 10-12 Januari lalu. Di rakernas itu, PDIP mendorong sebuah konsep Haluan Negara yang berakar dari kepribadian bangsa. Dimana gerakan Indonesia Maju harus berbasis penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Bung Karno mengatakan Islam harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengejar ketertinggalannya. Dan ternyata ini diterima baik oleh Ansor karena sebenarnya kita ini saudara sekandung sejak perjuangan berdirinya Indonesia," ulas Hasto.

Gus Yaqut menyatakan terus terang pihaknya menerima banyak ilmu lewat pertemuan dengan Hasto bersama jajarannya. Khususnya mengenai kebangsaan dan peradaban.

"Kami mendapat inspirasi membangun kembali peradaban Indonesia yang dulu pernah maju," kata Gus Yaqut.

Lebih jauh, Gus Yaqut mengakui bahwa kebersamaan PDIP dengan NU bukanlah isapan jempol. Sebab keduanya seakan selalu diikat oleh rasa senasib sepenanggungan yang kuat. Misalnya, kelompok Nasionalis dan NU selalu menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok yang tak memiliki jejak sejarah bangsa ini. Ada saja kelompok yang mengadu domba Islam, dalam hal ini NU, dan kelompok Nasionalis seperti PDIP.

"Malam ini menjadi penguatan komitmen agar itu tak terjadi. Kita rasakan betul itu. Selama ini Islam dibenturkan dengan Pancasila. Dan kami sepakat menyelesaikan ini lewat kerja bersama," kata Yaqut.

Hasto mengakui bahwa pertemuan ini menghasilkan sebuah komitmen bekerja sama dalam kaderisasasi kepemimpinan bersama. "Ini penting karena tulang punggung ke depan adalah kaum muda Indonesia. Dari dulu sejarah sudah menunjukkan kebersamaan Nasionalis dan NU," kata Hasto.

Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Gus Nabiel Haroen, menambahkan, sebagai warga NU dan anggota Fraksi PDIP, dirinya sudah merasa partai itu sebagai rumah sendiri.

"Saya merasa di PDI Perjuangan itu seperti di rumah sendiri, bukan di rumah orang lain," kata Gus Nabil.

Terkait kerja sama PDIP dan Ansor, Gus Nabiel memastikan itu adalah hal konkret. Dan secara ideologis, takkan berbenturan.

"Karena kami sama-sama memiliki frame kebangsaan. Dan yang biasa menganggu kami juga sama," tambah Gus Nabiel.

KEYWORD :

Gerakan Indonesia Maju PDI Perjuangan GP Ansor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :