Sabtu, 23/11/2024 12:31 WIB

Pengikut Ulama Gulen Rampok Jutaan Dolar dari Departemen Pertahanan AS

Konspirator di California kemudian menghubungi Pentagon dan mengkonfirmasi bahwa Arslan secara curang menerima dana kontrak.

Gedung Kementerian Pertahanan AS, Pentagon

Ankarta, Jurnas.com - Dealer mobil Turki-Amerika yang memiliki hubungan dekat dengan gerakan yang dipimpin ulama oposisi yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen, dilaporkan menipu Pentagon jutaan dolar.

Pengacara AS, Craig Carpenito mengatakan, Hurriyet Arslan, penduduk Willingboro dan penduduk asli Turki, berkonspirasi dengan warga negara Turki pada 2018 untuk mencuri uang dari kontrak Departemen Pertahanan AS senilai usd23,5 juta untuk bahan bakar turbin penerbangan yang akan dipasok untuk pasukan yang beroperasi di Asia Tenggara.

Menurut pernyataan tertulis Departemen Kehakiman AS, Arslan membuka sebuah perusahaan shell yang berbasis di New Jersey, dengan nomor ponsel dan rekening bank.

Menurut pernyataan itu, konspirator menggunakan kredensial login seseorang yang berhubungan dengan Arslan dan bekerja di perusahaan untuk mengakses akun pemerintahnya dan mengubah informasi rekening bank untuk mencerminkan rekening bank yang dikendalikan dealer mobil Turki-AS.

Konspirator di California kemudian menghubungi Pentagon dan mengkonfirmasi bahwa Arslan secara curang menerima dana kontrak, dan metode pembayaran perusahaan sudah diubah ke rekening bank Deal Automotive Sales.

Ia mengaku bersalah atas tuduhan satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan surat, kawat dan bank, satu tuduhan penipuan bank dan satu tuduhan pencucian uang.

Pria berusia 49 tahun itu menghadapi hukuman penjara 30 tahun, dan denda hingga USD1 juta atau dua kali lipat dari laba kotor yang diterima atau kerugian kotor akibat pelanggaran ketika ia diadili pada 13 April.

Selama putsch yang gagal pada tahun 2016, sebuah faksi militer Turki menyatakan sudah menguasai negara dan pemerintah Erdogan tidak lagi bertanggung jawab. Namun, upaya itu ditekan beberapa jam kemudian.

Ankara sejak itu menuduh ulama oposisi yang berbasis di AS Fethullah Gulen mengatur kudeta di Turki. Tokoh oposisi juga dituduh berada di belakang kampanye yang telah berjalan lama untuk menjatuhkan pemerintah melalui infiltrasi institusi negara, khususnya tentara, polisi dan pengadilan.

Gulen mengatakan tidak memiliki peran dalam kudeta yang gagal terebut. "Tuduhan terhadap saya terkait dengan upaya kudeta adalah fitnah yang tidak berdasar dan bermotivasi politik," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ulama berusia 78 tahun itu juga meminta Ankara untuk mengakhiri perburuan penyihir para pengikutnya, sebuah langkah yang katanya bertujuan untuk menyingkirkan siapa pun yang dianggap tidak loyal kepada Presiden Erdogan dan rezimnya.

Para pejabat Turki sering meminta AS untuk mengekstradisi Gulen, namun tidak diabaikan. Turki mengakhiri keadaan darurat nasional, diberlakukan sejak kudeta, pada Juli tahun lalu, setelah tujuh pembaruan tiga bulan.

Puluhan ribu orang ditangkap di Turki karena dicurigai memiliki hubungan dengan Gulen dan kudeta yang gagal. Banyak lagi, termasuk staf militer, pegawai negeri dan jurnalis, telah dipecat atau diberhentikan dari pekerjaan karena tuduhan yang sama.

Komunitas internasional dan kelompok-kelompok hak asasi manusia sangat kritis terhadap Erdogan atas pemecatan besar-besaran dan tindakan keras.

KEYWORD :

Pertahanan Amerika Serikat Fethullah Gulen




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :