Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif (Foto: Presstv)
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif berkelelar soal ancaman Amerika Serikat (AS) yang baru untuk mengenakan tarif perdagangan di sektor industri otomotif Eropa.
Zarif mengatakan, keputusan negara-negara Eropa tunduk pada taktik dominan Presiden AS, Donald Trump terhadap kesepakatan nuklir Iran hanya berhasil membangkitkan selera makan pasangan Melania itu.
Lewat akun Twitternya, Zarif melampirkan tanpak layar laporan Washington Post, yang mencakup ancaman Trump terbaru untuk menempatkan tarif besar pada mobil Eropa di Forum Ekonomi Dunia di Davos, jika negosiasi perdagangan tidak berjalan sesuai keinginannya.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Zarif mengatakan, sudah memperingatkan negara Eropa (Perancis, Inggris dan Jerman) tentang langkah-langkah AS semacam itu dalam twit sebelumnya.
Tiga negara Eropa memicu mekanisme perselisihan berdasarkan perjanjian pada Selasa, yang merupakan tuduhan resmi terhadap Teheran yang melanggar persyaratannya dan dapat menyebabkan pemberlakuan kembali sanksi PBB yang dicabut berdasarkan perjanjian tersebut.
Tak lama setelah mekanisme itu diaktifkan, sebuah laporan Washington Post mengungkapkan bahwa Trump mengancam mengenakan tarif 25 persen pada impor mobil Eropa jika trio - yang dikenal sebagai EU3 atau E3 - menolak untuk secara resmi menuduh Iran melanggar JCPOA.
Zarif mengatakan kepada Eropa bahwa Trump baru saja mengeluarkan ancaman tarif lain meskipun keputusan trio Eropa untuk menjual integritas mereka dengan menyerah pada tekanan Trump.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Maaf untuk mengatakan saya sudah bilang begitu: Ketika E3 menjual sisa-sisa #JCPOA untuk menghindari tarif Trump minggu lalu, saya memperingatkan bahwa itu hanya akan membangkitkan selera makannya. Setelah menjual integritas mereka dan kehilangan landasan moral / hukum, ancaman tarif LAINNYA. UE akan melakukan yang lebih baik untuk menggunakan kedaulatannya," kicau Zarif.
JCPOA ditandatangani antara Iran dan enam negara dunia, yaitu AS, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan China pada tahun 2015. Pakta nuklir tersebut juga diratifikasi dalam bentuk resolusi Dewan Keamanan PBB.
Namun, keluarnya Washington dan pengenaan sanksi berikutnya terhadap Teheran meninggalkan masa depan kesepakatan bersejarah tersebut.
Teheran tetap sepenuhnya mematuhi JCPOA selama satu tahun penuh, menunggu penandatangan bersama untuk memenuhi akhir dari tawar-menawar mereka dengan mengimbangi dampak larangan Washington terhadap ekonomi Iran.
Ketika pihak-pihak Eropa gagal melakukannya, Teheran menangguhkan komitmen JCPOA dalam tahap 60 hari di bawah Pasal 26 dan 36 dari kesepakatan yang mencakup hak-hak hukum Teheran pada Mei 2019. Iran memangkars komitmen kelimanya awal bulan ini.
KEYWORD :Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Javad Zarif Negara Eropa