Sabtu, 23/11/2024 10:28 WIB

China Jadi Produsen Senjata Terbesar Kedua di Dunia Setelah AS

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dan Rusia kedua dalam daftar 100 perusahaan SIPRI yang memproduksi dan menyediakan layanan militer.

Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Osaka pada 29 Juni 2019. (Foto: AFP)

Jakarta, Jurnas.com - Sebuah pusat penelitian Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, Swedia, melaporkan bahwa China saat ini merupakan produsen senjata terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dan Rusia kedua dalam daftar 100 perusahaan SIPRI yang memproduksi dan menyediakan layanan militer.

Data kredibel dari 2015 hingga 2017 yang berkaitan dengan empat perusahaan besar Tiongkok telah muncul, yang memungkinkan pengembangan perkiraan yang cukup andal dari industri persenjataan China.

Dilansir UPI, keempat perusahaan China terhitung menghasilkan $ 54.100.000 dalam penjualan, dan akan menempatkan masing-masing di antara 20 produsen persenjataan terbaik di dunia.

Satu, Aviation Industry Corp, akan menempati peringkat keenam di dunia dengan penjualan $ 20,1 miliar. Sementara itu, China North Industries Group Corp, akan menjadi produsen sistem persenjataan darat terbesar di dunia dengan penjualan $ 17,2 miliar.

Berikut perusahaan pembuat senjata terbesar di dunia seperti; Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman dan Raytheon, all of the United States; Sistem BAE Inggris; China Aviation Industry Corp, General Dynamics Amerika Serikat; Airbus trans-Eropa; Thales Prancis; Leonardo di Italia, dan China North Industries dan China Electronics Technology Group.

Survei tersebut mengecualikan China dari daftar penjualan senjata berdasarkan negara, tetapi menunjukkan bahwa Amerika Serikat memiliki 57,9 persen pasar senjata internasional, diikuti oleh Inggris dengan 9,6 persen dan Rusia dengan 7,1 persen.

KEYWORD :

Pembuat Senjata Negara China Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :