Warga memakai masker untuk mencegah terjangkit virus corona (foto: The National)
Beijing, Jurnas.com - Jumlah total korban tewas akibat virus corona di China pada Rabu (29/1) pagi bertambah, setelah 25 orang meninggal dunia pada Selasa (28/1) malam.
Dikutip dari Channel News Asia, menurut laporan terbaru otoritas kesehatan China, setidaknya 131 orang meninggal dunia dan sekitar 5.355 orang terinfeksi.
Kekhawatiran penyebaran virus menyebabkan sejumlah maskapai mengurangi penerbangan ke China. Sementara banyak perusahaan global membatasi perjalanan karyawan ke negara itu.
Sebelumnya CNBC melaporkan bahwa Gedung Putih menginstruksikan kepada maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), supaya menangguhkan semua penerbangan China-AS karena wabah tersebut.
Virus mirip flu ini telah menyebar ke lebih dari selusin negara. Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi kematian di luar China.
Namun, kasus penularan dari orang ke orang di Jerman, Vietnam, Taiwan, dan Jepang yang pernah berinteraksi pelancong dari China, telah meningkatkan kekhawatiran dunia internasional.
Dikenal sebagai "2019-nCoV", coronavirus yang baru diidentifikasi dapat menyebabkan pneumonia infeksi pernafasan lainnya. Virus tersebut menyebar di udara melalui batuk dan bersin.
Rudal Jarak Jauh Terbaru Angkatan Laut AS dapat Mengubah Keseimbangan di Laut Cina Selatan
"Virus itu iblis dan kita tidak bisa membiarkan iblis bersembunyi," demikian pernyataan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan dengan Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Beijing, pada Selasa kemarin.
"China akan memperkuat kerja sama internasional, dan menyambut partisipasi WHO dalam pencegahan virus. China yakin akan memenangkan pertempuran melawan virus itu," lanjut dia.
Bagaimanapun, China tampaknya gagal gagal menenangkan investor. Berbagai otoritas kesehatan di seluruh dunia terus meningkatkan upaya untuk menghentikan penyebaran virus di wilayah mereka.
AS mengatakan memperluas pemeriksaan kedatangan terhadap turis asal China dari lima menjadi 20 bandara, dan akan mempertimbangkan untuk pembatasan perjalanan lebih lanjut.
"Semua pilihan untuk menangani penyebaran penyakit menular harus ada di atas meja, termasuk pembatasan perjalanan," kata Menteri Kesehatan AS Alex Azar sebelumnya.
Sementara United Airlines menangguhkan beberapa penerbangan antara Amerika Serikat dan China selama seminggu mulai 1 Februari, karena penurunan permintaan yang signifikan.
Adapun Kedutaan Besar AS di Beijing menyewa sebuah pesawat carteran untuk menjemput staf konsulernya pada Rabu ini.
Dan Komisi Eropa juga mendanai dua pesawat untuk memulangkan warga negara Uni Eropa, di mana 250 warga negara Perancis berangkat pada penerbangan pertama.
KEYWORD :Virus Corona China