Sabtu, 23/11/2024 15:54 WIB

Darurat Virus Corona, Syahrul Yasin Limpo Minta Karantina Tak Kecolongan

Kasus pneumonia pada manusia yang tidak diketahui penyebabnya dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi pengawasan tindakan karantina berupa pemeriksaan pada lalu lintas hewan dan produknya di Bandara Soekarno Hatta, Senin 3 Februari 2020. (Foto: Supi/Jurnas.com)

Banten, Jakarta, Jurnas.com - Manteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya di Karantina Pertanian, yang merupakan garda terdepan dalam mengawasi lalu lintas keluar dan masuknya barang agar tak kecolongan virus corona.

Hal itu disampaikan pada acara "Inspeksi Pengawasan Media Pembawa coV/2019-nCov dan Tindakan Karantina Pemusnahan Media Pembawa Impor Berbahaya dan Ilegal" di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin (3/2).

Syahrul mengatakan, mencegah masuknya virus corona yang kini sudah menjadi ketakutan hampir semua negara adalah penting karena terkait kepentingan rakyat dan bangsa.

"Semua sudah menyatakan ini berbahaya. Semua menyatakan tidak boleh ada yang lengah. Karena itu, hari ini, saya sebagai Mentan tentu saja menjabarkan apa yang sudah menjadi kebijakan Bapak Presiden, termasuk Karantina," ujar Syahrul.

Menurutnya, Balai Karantina di Bandara Soekarno Hatta memiliki tanggung jawab terkait masuk dan keluarnya berbagai hal dalam negeri yang terkait dengan hewan, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.

"Petunjuk saya kepada jajaran Balai Karantina yang ada adalah harus maju tiga langkah ke depan, jangan lagi nunggu di pintu. Saya harapkan tidak ada yang abai, tidak ada yang lengah, tidak ada yang kecongan di jajaran Karantina," kata Syahrul.

Pertama, Syahrul meminta jajaran Karantina bekerja sama dengan Angkasa Pura untuk melakukan navigasi daerah atau negara yang terkontaminasi virus corona.

"Dari sebelum pesawat turun, kita sudah ada kesiapan, bahkan ada protap-protap yang harus dipersiapkan. Ada personel-personel yang sudah siap, ada sarana pendukung dan ada koordinasi kelembagaan yang siap," jelas Syahrul.

Kedua, setelah pesawat boarding, Syahrul meminta Karantina melakukan penyemprotan desinfektan dan melakukan isolasi, apalagi bagi yang punya gejala.

"Ketiga adalah melakukan cek dan ricek kembali sebelum menyentuh pintu keluar. Ini bahaya, ini tidak sesederhana kita bicara," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil yang turut mendampingi Menteri Syahrul menjelaskan bahwa virus corona masih keluarga virus RNA (asam ribonukleat).

Mereka disebut virus corona karena partikel virus menunjukkan karakteristik `corona` (mahkota) protein lonjakan di sekitar amplop lipidnya.

Infeksi virus corona sering terjadi pada hewan dan manusia. Beberapa strain CoV adalah zoonosis, artinya mereka dapat ditularkan antara hewan dan manusia, tetapi banyak strain tidak zoonosis.

Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (disebabkan oleh MERS-CoV), dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (yang disebabkan oleh SARS-CoV). Investigasi terperinci menunjukkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari musang ke manusia, dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia.

Kasus pneumonia pada manusia yang tidak diketahui penyebabnya dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Dan kemudian, Center for Diseases Control and Prevention (CDC) USA disebut novel corona virus disingkat 2019-nCoV adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang manusia, yang diidentifikasi sebagai virus penyebab oleh otoritas Cina pada 7 Januari 2020.

Sejak itu, kasus manusia dengan sejarah perjalanan ke Wuhan telah dilaporkan oleh beberapa provinsi di Cina dan oleh sejumlah negara di luar China. Hingga hari ini, WHO menyebutkan sudah 25 negara terkena wabah ini.

KEYWORD :

Darurat Virus Corona Syahrul Yasin Limpo Karantina Pertanian Ali Jamil




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :