Calon Presiden Iran, Ebrahim Raeisi
Teheran, Jurnas.com - Jaksa Agung Iran, Ebrahim Raeisi mengatakan, angkatan bersenjata negara itu akan menanggapi dengan baik segala bentuk provokasi Amerika Serikat (AS) di Teluk Persia.
Berbicara dalam upacara bersama pasukan bersenjata di pangkalan udara Iran di provinsi Bushehr barat daya pada Jumat (7/2), Raeisi mengatakan Teluk Persia harus tetap aman bagi Iran setiap saat.
"Jika ada tanda-tanda AS melakukan serangan atau tindakan yang mengancam dan mengacaukan di Teluk Persia, angkatan bersenjata kami yang kuat akan memaksa mereka untuk menyerah atau menemukan diri mereka di kedalaman Teluk Persia," kata Raeisi.
Raeisi menambahkan bahwa militer Iran dianggap di seluruh dunia sebagai kekuatan mandiri dan kompeten yang sudah membuktikan dirinya dalam kasus-kasus seperti jatuhnya pesawat mata-mata Global Hawk RQ-4A AS Juni lalu.
Ia menambahkan bahwa kehadiran militer dan penasehat Iran di wilayah tersebut juga sudah menjadi benteng melawan plot AS dan Eropa di wilayah tersebut.
"Hari ini, tidak hanya di Iran, tetapi orang-orang di seluruh kawasan merasa aman karena kehadiran kami dan dukungan kami terhadap agresi Amerika," tambahnya.
Awal tahun lalu, Washington menyerukan pembentukan koalisi maritim sebagai tanggapan atas serangkaian ledakan misterius yang menargetkan kapal-kapal di Teluk Persia dan Laut Oman.
Washington, yang dengan cepat menuding Iran di balik insiden tersebut tanpa memberikan bukti konklusif, sejak itu mengerahkan ribuan pasukan tambahan dan peralatan militer bernilai jutaan dolar di negara-negara kawasan tertentu.
Sejumlah negara Eropa, seperti Prancis dan Inggris, mengumumkan rencana untuk penempatan angkatan laut di wilayah tersebut.
Iran, yang menolak keras penyebaran asing yang provokatif, menekankan bahwa hanya kerja sama regional yang dapat menjamin keamanan di Teluk Persia dan Timur Tengah.
Ketegangan sejak itu semakin meningkat setelah Washington membunuh jenderal besar Iran, Qassem Soleimani selama kunjungan resmi ke Irak pada 3 Januari.
Iran membalas beberapa hari kemudian dengan sejumlah rudal balistik di pangkalan udara Ain al-Assad dan pos terdepan yang diduduki AS di Erbil, ibukota Kurdistan Irak semi-otonom.
Pemerintahan Trump, yang pada awalnya berjanji akan menanggapi secara serius pembalasan Iran tersebut, berusaha mengecilkan serangan itu dan mengklaim bahwa pasukannya tidak menderita korban dalam serangan itu.
Namun, Pentagon mengatakan, sejumlah pasukan AS mengalami cedera otak dalam serangan tersebut.
KEYWORD :Ebrahim Raeisi Teluk Persia Amerika Serikat Donald Trump