Sabtu, 23/11/2024 14:52 WIB

UAE Keluarkan Lisensi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di dunia Arab

Pabrik Uni Emirat Arab yang sedang dibangun konsorsium yang dipimpin oleh Korea Electric Power Corporation dengan biaya sekitar USD24,4 miliar.

Penyelesaian konstruksi unit pertama di Barakah Nuclear Energy Plant yang dikembangkan oleh Korea Electric Power Corporation di Al-Dafrah. (Foto: AFP)

Abu Dhabi, Jurnas.com - Uni Emirat Arab mengeluarkan izin operasi untuk reaktor, yang dikembangkan oleh para ahli asing, di pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah, yang pertama di dunia Arab.

Pabrik Barakah, yang terletak di pantai Teluk Persia di sebelah barat ibukota, sudah dijadwalkan untuk daring pada akhir 2017 tetapi menghadapi sejumlah penundaan yang dikaitkan para pejabat dengan persyaratan keselamatan dan peraturan.

Perwakilan Uni Emirat Arab untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Hamad al-Kaabi dalam konferensi pers mengatakan, regulator nuklir nasional kini sudah memberikan lampu hijau kepada reaktor pertama dari empat reaktor di pabrik itu.

Pada Januari, Pejabat Emirati mengatakan, pabrik itu akan mulai beroperasi dalam beberapa bulan. Tidak ada tanggal baru yang diberikan pada hari Senin tetapi Kaabi mengindikasikan itu akan segera terjadi.

"Operasi penuh pabrik Barakah dalam waktu dekat akan berkontribusi pada upaya Uni Emirat Arab untuk pengembangan dan keberlanjutan," katanya. "Operator akan "melakukan masa commissioning untuk mempersiapkan operasi komersial."

Pangeran Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahyan juga berkicau "hari ini menandai babak baru dalam perjalanan kami untuk pengembangan energi nuklir damai dengan mengeluarkan lisensi operasi untuk pabrik Barakah pertama."

"Ketika kita bersiap untuk 50 tahun ke depan untuk melindungi kebutuhan kita, kekuatan terbesar kita adalah talenta nasional," tambahnya.

Pabrik Uni Emirat Arab yang sedang dibangun konsorsium yang dipimpin oleh Korea Electric Power Corporation dengan biaya sekitar USD24,4 miliar.

Mark Hibbs, seorang peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace`s Nuclear Policy Programme, mengatakan, UEA harus membangun kumpulan ahli domestik di banyak bidang untuk menjaga pabrik ini berjalan dengan lancar dan efisien, karena semua keahlian untuk mengembangkan fasilitas diimpor dari luar.

Ketika beroperasi penuh, keempat reaktor memiliki kapasitas untuk menghasilkan 5.600 megawatt listrik, sekitar 25 persen dari kebutuhan negara. Tiga reaktor lainnya sudah hampir siap.

Pabrik itu adalah yang pertama di dunia Arab. Arab Saudi mengatakan pihaknya berencana untuk membangun hingga 16 reaktor nuklir, tetapi proyek tersebut belum terwujud.

Pada bulan September, Arab Saudi mengumumkan rencana untuk memproduksi dan memperkaya uranium di masa depan untuk program tenaga nuklirnya yang akan memasuki fase operasional dengan dua reaktor atom.

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa Riyadh bermaksud untuk mendiversifikasi campuran energinya dan melanjutkan siklus penuh program nuklirnya, termasuk produksi dan pengayaan uranium untuk bahan bakar atom.

"Kami melanjutkannya dengan hati-hati ... kami sedang bereksperimen dengan dua reaktor nuklir," kata Abdulaziz pada konferensi energi di Abu Dhabi.

Perusahaan-perusahaan dari AS, China, Rusia, Korea Selatan dan Prancis berspekulasi untuk terlibat dalam pembicaraan awal tentang proyek yang diperkirakan bernilai miliaran dolar.

Arab Saudi mengklaim bahwa mereka ingin memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai tetapi pengayaan uranium adalah langkah sensitif dalam siklus bahan bakar nuklir karena dapat membuka kemungkinan penggunaan bahan oleh militer.

Kepedulian terhadap ambisi nuklir Arab Saudi meningkat karena catatan gelap rezim tentang pelanggaran hak asasi manusia, terutama penahanan aktivis dan pembunuhan kejam terhadap jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di Turki, serta perang brutal terhadap Yaman. (Press TV)

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah Dunia Arab




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :