Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menekankan bahwa kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah untuk menjarah sumber daya minyak negara Arab.
Pada Selasa (25/2), Zarif mengunggah cuitan yang disertai dengan video pendek yang menunjukkan Trump membuat pengakuan tentang penarikan pasukan AS setelah mengambil minyak di Suriah.
Trump beberapa kali secara menyatakan mencuri cadangan minyak Suriah. Pada Oktober tahun lalu, setelah memerintahkan penarikan pasukan AS dari Suriah, Trump mengatakan, perusahaan AS, ExxonMobil pergi ke negara Arab untuk menyadap minyaknya.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Ia juga membual dalam rekaman tentang perjuangan negaranya melawan kelompok teroris Daesh (ISIS) dan mendesak Teheran untuk melawan pakaian Takfiri ketika Iran membenci ISIS.
"Trump baru saja mengakui apa yang kita semua tahu: Pasukan AS di Suriah untuk mencuri minyak. "Rusia, Suriah, & Iran dapat melawan ISIS, mengakui, Iran benci ISIS," tulis Zarif.
Mengutuk pembunuhan AS terhadap Letnan Jenderal Qassem Soleimani di ibukota Irak bulan lalu, Zarif mengecam kontraterorisme AS. "Washington, bukannya berperang melawan Daesh, malah dengan pengecut membunuh musuh nomor satu ISIS," katanya.
Pada 3 Januari, serangan pesawat tak berawak, yang perintah langsung Trump, menewaskan Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Saat itu, Soleimani bersama dengan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), yang dikenal sebagai Hashed al-Sha`abi dalam bahasa Arab, dan rekan mereka di luar Bandara Internasional Baghdad.
Kedua komandan itu dikagumi negara-negara Muslim karena perannyta menghapuskan kelompok teroris Daesh Takfiri yang disponsori AS di kawasan itu, khususnya di Irak dan Suriah.
Segera setelah pembunuhan Jenderal Soleimani, Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan Washington akan merasakan pembalasan atas kekejaman tersebut.
Pada 8 Januari, IRGC melepaskan tembakan rudal balistik di pangkalan udara militer Amerika Ain al-Assad di Provinsi Anbar Irak, yang menampung pasukan AS. Ayatollah Khamenei menggambarkan serangan balasan tersebut hanya tamparan.
Pembunuhan AS terhadap komandan tertinggi Iran mengirimkan gelombang kejutan di seluruh dunia sementara, pada saat yang sama, menempa persatuan yang lebih besar di wilayah tersebut terhadap intervensi AS.
Anggota parlemen Irak juga mengambil tindakan dengan suara bulat menyetujui RUU, menuntut penarikan semua pasukan militer asing yang dipimpin oleh AS dari negara itu.
KEYWORD :Mohammad Javad Zarif Amerika Serika Sumber Daya Minyak Negara Arab