Presiden AS Donald Trump menghadiri Piknik Kongres di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Juni 2019. (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam media karena menyebarkan kepanikan terkait virus corona yang juga dikenal COVID-19.
Hal itu disampaikan sehari setelah seorang pejabat kesehatan senior di negara itu mengatakan, hanya masalah waktu sebelum penyakit virus corona menyebar ke AS.
"Aku akan mengadakan Konferensi Pers di Gedung Putih, mengenai hal ini, hari ini jam 6:00 M. Pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan hadir," kicau Trump.
Sebelumnya, CDC mendesak kota-kota AS untuk membatalkan pertemuan massal dan mendesak sekolah dan bisnis mengembangkan rencana teleworking, di tengah peringatan mengerikan, Washington tidak siap menahan wabah yang sudah menginfeksi 80.000 orang.
Hingga Rabu, ada 59 kasus infeksi di AS. Mereka yang terinfeksi termasuk 45 orang yang dipulangkan dari kapal pesiar di lepas pantai Jepang atau dari Wuhan, kota China di jantung epidemi.
Selama perjalanan ke India, Trump mengatakan kepada wartawan di India bahwa para ahli sangat dekat dengan vaksin. Namun para pejabat Gedung Putih mengklarifikasi kemudian bahwa Trump berbicara tentang Ebola, bukan virus corona.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow juga datang untuk mengkritik setelah mengatakan kepada CNBC bahwa virus itu terbendung pada hari yang sama CDC memperingatkan bahwa wabah AS tidak bisa dihindari.
Tetapi Trump bersikeras pada Rabu (26/2) bahwa pemerintahannya melakukan pekerjaan hebat mengelola krisis tersebut dan menyalahkan media karena mencoba untuk membangkitkan ketakutan terkait virus tersebut.
"Peringkat Rendah Berita Palsu MSDNC (Comcast) & @CNN melakukan segala yang mungkin untuk membuat virus corona tampak seburuk mungkin, termasuk pasar yang panik, jika mungkin," kicau Trump.
"Demikian juga kawan-kawan Do Nothing Demokrat mereka yang tidak kompeten semuanya berbicara, tidak ada tindakan. AS dalam kondisi sangat baik!"
Saham Wall Street dibuka lebih tinggi setelah menderita kekalahan kedua berturut-turut pada Selasa, dengan kerugian bertambah setelah pejabat kesehatan AS memperingatkan epidemi itu kemungkinan akan memukul ekonomi terbesar dunia.
Dengan kasus-kasus yang dilaporkan di lebih banyak negara dan penguncian di negara-negara termasuk Austria, Italia dan Spanyol para pedagang semakin takut terhadap dampaknya terhadap ekonomi global.
Gedung Putih sudah mengirim permintaan ke Kongres untuk menyediakan setidaknya USD2,5 miliar dalam pendanaan untuk kesiapsiagaan dan tanggapan, termasuk mengembangkan perawatan dan vaksin dan membeli peralatan untuk persediaan strategis nasional.
Namun pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer mengatakan angka ini terlalu sedikit dan sudah terlambat, sebaliknya mengusulkan USD8,5 miliar.
"Kongres harus bertindak cepat untuk menghadapi ancaman krisis kesehatan global ini," katanya. "Untuk konteksnya, Kongres mengalokasikan lebih dari USD6 miliar untuk Flu Pandemi pada 2006 dan lebih dari USD7 miliaar untuk flu H1N1 pada 2009."
KEYWORD :Amerika Serikat Donald Trump Virus Corona Amerika Serikat Panik