Sabtu, 23/11/2024 14:37 WIB

Pasien Virus Corona Sudah Banyak Keluar Rumah Sakit di Iran

Jumlah fasilitas tersebut akan meningkat menjadi 22 pada minggu mendatang, dan bisa mencapai 40 pada minggu-minggu berikutnya.

Pejalan kaki memakai masker untuk menghindari virus corona ketika kota-kota Iran (Foto: IRNA)

Teheran, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan Iran mengatakan meskipun jumlah kasus virus corona melonjak di negara itu, tapi lebih banyak pasien yang sudah pulih dan keluar dari rumah sakit selama beberapa hari terakhir.

"Di Qom dan provinsi lain, termasuk Teheran dan Gilan, lebih banyak yang terinfeksi virus corona dan mereka yang dicurigai menderita penyakit ini sudah dibebaskan dari rumah sakit setelah perawatan lengkap,"  ujar Kepala Hubungan Masyarakat dan Pusat Informasi Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, Kamis (27/2).

"Selain 30 orang, yang pembebasannya diumumkan kemarin, sebanyak 22 orang lagi dikeluarkan hari ini," sambungnya.

Jahanpour mengatkan, jauh-jauh sebelumnya, Iran sudah memulai mengembangkan laboratorium untuk mengidentifikasi pasien. Pada Jumat (28/2), sebanyak 15 laboratorium akan melakukan diagnosa terhadap pasien yang dicurigai.

Menurutnya, jumlah fasilitas tersebut akan meningkat menjadi 22 pada minggu mendatang, dan bisa mencapai 40 pada minggu-minggu berikutnya.

Jahanpour mengatakan peningkatan jumlah laboratorium sudah membantu mengidentifikasi 106 kasus infeksi sejak Rabu, dan menambahkan bahwa tujuh orang lagi meninggal akibat virus dalam rentang waktu yang sama.

"Oleh karena itu, ada total 245 orang di seluruh negeri, yang telah terbukti terinfeksi virus tersebut, dan 26 orang sejauh ini kehilangan nyawanya karena infeksi," pejabat itu mengumumkan.

Di antara pasien yang baru didiagnosis, 38orang berasal dari Teheran, 23 dari provinsi utara Gilan, dan delapan dari provinsi pusat Isfahan. Kota utara-tengah Qom, dan Provinsi Mazandaran utara masing-masing memiliki tujuh kasus, sedangkan Provinsi Ardabil barat laut berisi lima kasus.

Provinsi Alborz yang berbatasan dengan Provinsi Tehran, Provinsi Semnan utara, dan provinsi barat Lorestan masing-masing melaporkan tiga pasien, dan Kermanshah, provinsi barat lainnya, dan Provinsi Azarbaijan Timur barat laut masing-masing memiliki dua kasus.

"Ada satu kasus per provinsi di provinsi barat Hamedan dan Kordestan, provinsi timur laut Khorasan Razavi, provinsi barat laut Azarbaijan Barat, dan provinsi tengah Yazd," kataJahnpour.

Jahnpour mendesak masyarakat untuk mengurangi jumlah perjalanan intra-perkotaan dan antar-kota mereka dan menghindari pertemuan yang dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit.

Virus yang bernama COVID-19  pertama kali muncul di pusat kota Wuhan di China akhir tahun lalu dan sekarang menyebar di Eropa dan di seluruh Timur Tengah, memicu kekhawatiran akan pandemi global.

Sekitar 2.800 orang sudah meninggal di Tiongkok dan lebih dari 80.000 orang telah terinfeksi. Ada lebih dari 50 kematian dan 3.600 kasus di lusinan negara lain, menimbulkan kekhawatiran akan pandemi.

Di Iran, virus itu muncul di kota Qom di utara-tengah, tujuan bagi peziarah Muslim dari seluruh dunia.

Pejabat medis Iran telah meyakinkan bahwa Iran akan, dalam waktu dekat, mengendalikan wabah, mencatat bahwa kondisi banyak pasien yang didiagnosis dengan virus sudah membaik.

Saat ini, Negeri Para Mullah sudah mengumumkan penutupan sementara universitas. Kabarnya, pemerintah Iran juga akan memutuskan penutupan sekolah pada Jumat (28/2).

KEYWORD :

Kianoush Jahanpour Virus Corona Terjangkit Virus Corona Darurat Virus Coroan Virus Corona Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :