Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan meninggalkan Afghanistan setelah dua dasawarsa menyusul kesepakatan damai antara Taliban dan AS.
"Penjajah AS seharusnya tidak pernah menginvasi Afghanistan. Tetapi mereka melakukannya, dan menyalahkan semua orang atas konsekuensinya," kata Zairf lewat akun Twitternya Minggu (1/3).
"Sekarang setelah 19 tahun dipermalukan, AS telah mengajukan tawaran menyerah," tambahnya.
Zarif mencatat bahwa kehadiran militer AS sudah menjadi sumber penderitaan bagi Afghanistan dan negara-negara lain seperti Suriah, Irak dan Yaman. "Mereka akan pergi — sambil meninggalkan kekacauan besar di belakang," tambahnya.
Pada Sabtu (29/2), AS dan Taliban menandatangani perjanjian yang bertujuan membuka jalan bagi penarikan lengkap pasukan Washington dari Afghanistan, yang secara efektif mengakhiri apa yang banyak orang sebut sebagai perang terpanjang AS.
Di bawah kesepakatan itu, Taliban akan memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan kelompok-kelompok teror lainnya dan duduk melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan. Sebagai imbalannya, Washington memulai menarik pasukannya secara bertahap.
Pemerintah Afghanistan tidak mengambil bagian dalam pembicaraan yang mengarah pada kesepakatan.
Sebelumnya pada Minggu (1/3), Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pakta tersebut adalah upaya Washington untuk membenarkan kehadiran ilegal di Afghanistan.
"AS tidak memiliki kedudukan hukum untuk menandatangani perjanjian damai atau menentukan masa depan Afghanistan," kata pernyataan itu, menekankan bahwa hanya pembicaraan dalam negeri yang dapat menstabilkan negara yang dilanda perang itu.
Washington menginvasi Afghanistan dan menggulingkan pemerintah yang dikelola Taliban pada 2001 dengan dalih memerangi terorisme setelah serangan 11 September.
Namun, Taliban tidak pernah menghentikan serangannya, dengan menyebut kehadiran militer asing sebagai salah satu alasan utama di balik berlanjutnya militansi. (Press TV)
KEYWORD :Afghanistan Javad Zarif Pasukan Amerika Serikat Teroris al-Qaeda Kelompok Taliban