Sabtu, 23/11/2024 06:35 WIB

Tentara Myanmar Bunuh Lima Muslim Etnis Rohingya di Rakhine

Anggota parlemen daerah, Tun Thar Sein, mengatakan, pertempuran Sabtu (29/2/) pecah setelah Tentara Arakan menyerang konvoi militer yang melewati daerah itu.

Militer Myanmar saat menghadapi warga muslim Rohingya (Foto: Reuters)

Naypyidaw, Jurnas.com - Lima Muslim Rohingya, termasuk seorang anak, tewas dibunuh dan eberapa di antaranya terluka dalam bentrokan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat, tempat kekerasan yang disponsori negara terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang anggota parlemen daerah dan penduduk mengatakan pada Minggu (1/3) bahwa lima anggota minoritas Muslim yang dianiaya tewas di kota Mrauk U sehari sebelumnya. Seorang anak lelaki berusia 12 tahun ada di antara mereka.

Ada beberapa laporan yang bertentangan tentang jumlah Rohingya yang terluka, yang berkisar antara enam hingga 11. Penduduk desa Rohingya yang tidak disebutkan namanya mengatakan, mayat-mayat tersebut memiliki luka tembak.

"Lima Muslim tewas ketika tubuh mereka ditemukan," Reuters mengutip penduduk desa itu mengatakan, menambahkan, "Pemakaman mereka diadakan hari ini."

"Kami tidak bisa keluar dan kami tidak bisa pergi ke mana pun," tambahnya. "Kami hanya tetap aman di desa kami. Jika ini terus terjadi, aku merasa seperti tidak ada harapan."

Anggota parlemen daerah, Tun Thar Sein, mengatakan, pertempuran Sabtu (29/2/) pecah setelah Tentara Arakan menyerang konvoi militer yang melewati daerah itu. Tentara membalas dengan tembakan dan menembaki dua desa di wilayah yang bermasalah itu.

Militer Myanmar mengklaim bahwa pasukan dari kelompok etnik militan yang merekrut sebagian besar dari mayoritas Buddha Rakhine bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Bertentangan dengan klaim militer, Khine Thu Kha, seorang juru bicara militan, yang menginginkan otonomi yang lebih besar bagi Negara Rakhine menyalahkan pasukan pemerintah Myanmar atas korban sipil.

Serangan terbaru itu adalah satu dari beberapa untuk membunuh Rohingya tahun ini. Pada awal Januari, empat anak Rohingya tewas dalam ledakan yang dilakukan militer dan pemberontak saling menyalahkan.

Pada 25 Januari, pasukan Myanmar menembaki sebuah desa Rohingya, menewaskan dua wanita, satu hamil, dan melukai tujuh orang.

Pengadilan Keadilan Internasional yang bermarkas di Den Haag awal tahun ini memerintahkan Myanmar untuk melindungi Muslim Rohingya dari kekejaman lebih lanjut dan menyimpan bukti dugaan kejahatan.

Wilayah itu menjadi perhatian global pada tahun 2017 ketika lebih dari 750.000 Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari tindakan keras militer yang menurut para penyelidik PBB dilakukan dengan niat genosida.

Bangladesh menampung sekitar 200.000 Rohingya ketika eksodus dimulai.

Ratusan orang tetap di Myanmar dan sekarang hidup dalam kondisi seperti apartheid, terkurung di kamp-kamp dan desa-desa dan menolak akses ke layanan kesehatan dan pendidikan.

Rohingya telah mendiami Negara Bagian Rakhine selama berabad-abad, tetapi negara tersebut menyangkal kewarganegaraan mereka. Bangladesh juga menolak memberi mereka kewarganegaraan.

PBB telah menggambarkan Rohingya sebagai komunitas yang paling teraniaya di dunia. (Press TV)

KEYWORD :

Muslim Rohingya Warga Rohingya Ditembak Militer Myanmar Kekerasan Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :