TOT Sadari di Aula Pendopo Kabupaten Tangerang (Foto: Dok. YKPI)
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Banten punya cara sendiri untuk menekan tingginya angka kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia.
Melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 411.1/Kep.1229-Huk/2019 yang diteken oleh Bupati A. Zaki Iskandar, Pemkab Tangerang resmi mendirikan Komunitas Peduli Kanker Payudara pada 9 Desember 2019 lalu.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tangerang, Tri Hesti Yulianti Zaki Iskandar di sela-sela kegiatan `Training of Trainer (ToT) dan Sosialisasi Periksa Payudara Sendiri (Sadari)` di Aula Pendopo Kabupaten Tangerang pada Senin (2/3).
"Sebagai kabupaten dengan tim PKK yang selalu menjadi juara tingkat nasional dan sudah enam kali, tentunya kami sangat peduli dengan meningkatnya penderita kanker di Kabupaten Tangerang," kata Yuli.
"Berdasarkan data RSUD tingginya angka kejadian angka kanker payudara ini, dikarenakan kurangnya kepedulian dan informasi tentang kanker payudara selain juga maraknya pengobatan tradisional dan alternatif," imbuh dia.
Karena itu, lanjut Yuli, dia berharap dengan keberadaan Komunitas Peduli Kanker Payudara ini, masyarakat bisa memperoleh edukasi mengenai deteksi dini kanker payudara, alih-alih baru memeriksakan kanker payudara ketika sudah memasuki stadium lanjut.
"Makin dini terdeteksi, makin mudah untuk sembuh," ujar istri Bupati Tangerang tersebut.
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang, Dr. dr. Shirley Ivonne Moningkey menuturkan, komunitas ini awalnya dibentuk tanpa ada perencanaan khusus sebelumnya.
Kala itu Oktober 2019, Bupati Zaki dan Yuli berkunjung ke RSUD Tangerang. Di sana, para dokter mengusulkan pembentukan komunitas kanker payudara, dengan pertimbangan untuk menekan tingginya angka kanker payudara.
"Langsung kita bikin sosialisasi kanker payudara November 2019, mengundang PKK kecamatan. Banyak sekali yang hadir. Setelah selesai sosialisasi, kita langsung membentuk komunitas ini di akhir acara, dengan Ibu Yuli sebagai ketua dan seterusnya membentuk kepengurusan," papar Shirley.
Ke depannya, ahli onkologi RSUD Tangerang, dr. Abdul Rachman Sp.(B) Onk berharap upaya menekan angka kejadian kanker payudara tidak hanya dilakukan oleh Kabupaten Tangerang, melainkan juga didukung oleh pemerintah Provinsi Banten.
"Mudah-mudahan ke depan lebih baik, masyarakat kita datang di stadium awal," harap dr. Abdul.
Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar, yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasinya terhadap Pemkab Tangerang yang sejalan dengan cita-cita Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanjut 2030.
Menurut dia, Komunitas Peduli Kanker Payudara yang didukung langsung oleh pemerintah melalui SK Bupati, merupakan sebuah langkah yang bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.
Apalagi, saat ini kanker payudara masih menjadi jenis kanker nomor satu dengan jumlah terbanyak, berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta.
"Banyak komunitas di seluruh Indonesia tapi berjalan dan dibentuk sendiri, tak seperti di Tangerang yang langsung diketuai ibu bupati dengan SK Bupati," kata Linda.
Dalam SK Bupati Tangerang Nomor 411.1/Kep.1229-Huk/2019, Komunitas Peduli Kanker Payudara mempunyai lima tugas, antara lain melaksanakan penyebaran informasi ke masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya; memberikan rekomendasi dalam penanganan masalah penanggulangan kanker dan pembuatan kebijakan terkait dengan penanggulangan kanker payudara; meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terhadap kanker; menemukan kanker payudara dini; dan menurunkan angka kanker payudara stadium lanjut.
KEYWORD :Kanker Payudara Pemkab Tangerang Zaki Iskandar YKPI