Ilustrasi virus corona (Foto: Lizabeth Menzies/AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Sejauh ini, perusahaan-perusahaan penerbangan di Timur Tengah, yang berfungsi sebagai penghubung untuk perjalanan timur-barat, telah mengalami kerugian sebesar $ 100 juta setelah meningkatnya virus corona.
Hal itu disampaikan International Air Transport Association (IATA) melalui wakil presiden regional IATA untuk Afrika dan Timur Tengah, Muhammad Albakri dalam pernyataan resmi, Senin (02/03) kemarin.
"Penjualan tiket pesawat juga, dari, dan di Timur Tengah diperkirakan akan turun selama beberapa minggu ke depan," ujar Muhammad Albakri.
Albakri mengatakan bahwa, pendapatan tambahan yang signifikan adalah beresiko bagi operator Timur Tengah jika pembatasan perjalanan menyebar lebih jauh ke bagian belakang Asia Pasifik.
Albakri melanjutkan dengan memperkirakan kerugian $ 1,5 miliar untuk operator global pada tahun 2020 karena penyebaran Coronavirus.
"Ini menunjukkan betapa sulitnya industri ini terkena pembatalan penerbangan dan penutupan perbatasan," katanya.
Pejabat penerbangan meminta pemerintah Timur Tengah untuk "membantu maskapai penerbangan dengan biaya operasi mereka." "Wilayah ini tergantung pada konektivitas udara, dan dukungan dari pemerintah akan sangat membantu maskapai untuk melewati masa yang sulit ini," kata Albakri.
Perusahaan penerbangan global telah memperingatkan tentang tol pada bisnis mereka karena jumlah penumpang turun karena wabah yang pertama kali muncul di Cina pada akhir Desember dan sejak itu menyebar ke lebih dari 50 negara. Maskapai telah menghentikan penerbangan ke Iran, tempat virus ini menyebar dengan cepat, dan Arab Saudi untuk sementara waktu melarang turis dari 25 negara yang telah mencatat kasus-kasus virus tersebut.
Sebagian besar maskapai penerbangan Timur Tengah adalah milik negara. Di Teluk utama di masa lalu, perusahaan penerbangan telah berada di bawah pengawasan atas tuduhan mereka secara tidak adil mendapat manfaat dari dana negara, tuduhan yang mereka tolak. Maskapai Timur Tengah, yang sebagian besar tidak menguntungkan, telah menghentikan sebagian besar penerbangan ke Cina dan memotong atau mengurangi penerbangan di rute Asia lainnya.
Wabah telah dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan internasional.
KEYWORD :Virus Corona maskapai Penerbangan Timur Tengah