Sabtu, 23/11/2024 11:36 WIB

Meski Pahit, Qatar Masih Terbuka Berdialog dengan Arab Saudi

Qatar menyerukan Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) untuk lebih berpandangan ke depan guna melindungi persatuan politik dan ekonomi antar pemerintah regional dari konflik.

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Thani (Foto: Financial Tribune)

Doha, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri QatarSheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan, Doha akan selalu membuka pintu dialog meskipun kenyataan negosiasi antara Arab Saudi dan Qatar untuk menyelesaikan konflik regional begitu pahit.

"Kami akan tetap berharap. Ada beberapa pembukaan sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir untuk dialog antara Qatar dan Arab Saudi, meskipun itu tidak membuahkan hasil dan saluran ditangguhkan," kata Al Thani dalam wawancara eksklusif dengan CNN.

"Tapi, Qatar selalu sangat jelas bahwa kami terbuka untuk berdialog. Kami terbuka untuk keterlibatan selama itu (Arab Saudi) menghormati hukum internasional dan kedaulatan masing-masing negara," sambungnya.

Al Thani menekankan bahwa Doha menginginkan yang terbaik untuk semua tetangganya di kawasan itu.

"Kami ingin berwawasan ke depan, dan mencari masa depan yang lebih sejahtera dan stabilitas di wilayah itu. Ini tidak dapat terjadi dengan pendekatan permainan zero-sum. Itu hanya bisa terjadi dengan kompromi semua pihak dan mencapai penyelesaian yang kita semua menjadi pemilik," tandasnya.

Al Thani menekankan, Qatar tidak berusaha merusak atau mempermalukan negara mana pun. Karena itu, Ia menyerukan Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) untuk lebih berpandangan ke depan guna melindungi persatuan politik dan ekonomi antar pemerintah regional dari konflik.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni 2017, setelah secara resmi menuduh Doha mensponsori terorisme.

Libya, Maladewa, Djibouti, Senegal dan Komoro kemudian bergabung dengan Arab Saudi dan kawan-kawan dalam mengakhiri hubungan diplomatik dengan Doha. Jordan menurunkan hubungan diplomatiknya juga.

Kementerian Luar Negeri Qatar kemudian mengumumkan bahwa keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik tidak dapat dibenarkan dan didasarkan pada klaim dan asumsi yang salah.

Pada 9 Juni 2017, Qatar membantah keras dugaan mendukung terorisme setelah rezim Saudi dan sekutunya memasukkan daftar hitam sejumlah individu dan entitas yang konon terkait dengan Doha.

Belakangan, Arab Saudi dan sekutunya merilis daftar 13 poin tuntutan, termasuk penutupan jaringan televisi al-Jazeera dan penurunan peringkat hubungan dengan Iran, sebagai imbalan atas normalisasi hubungan diplomatik dengan Doha.

Dokumen itu juga meminta Qatar memutuskan semua hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon. Namun, Qatar menyebut tuntutan itu tidak masuk akal. (Press TV)

KEYWORD :

Arab Saudi Pintu Dialog Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani Dewan Kerjasama T




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :